Lihat ke Halaman Asli

Check-point 5, Milisi Somalia

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hasil keputusan rapat pengelola program di Mogadishu sudah diambil demikian pula persetujuan tentang kegiatan yang akan dilakukan, kami dipecah dalam 3 kelompok dan dikirim ke wilayah kerja dalam kelompok kecil, ada yang bertugas di wilayah Somalia Selatan di Mogadishu dan di Utara.

Kelompok kami terdiri dari tiga personil mendapat perintah untuk bertugas di wilayah utara, kata orang wilayah utara adalah wilayah paling aman di Somalia artinya intensitas perang antar klan lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan wilayah selatan. Setidaknya kami beruntung.

Perjalanan ke utara agak terganggu karena ada berita tentang mobil yang akan menjemput kami kena ranjau darat, jadi perjalanan di tunda sampai ada berita aman dari security officer, akhirnya setelah menunggu dua hari kawasan air port dianggap aman.

Kami diangkut ke Somalia Utara ke kota tujuan yang bernama Erigavo atau Xerigavo melalui angkutan udara atau pesawat charter PBB, sewaktu pesawat tiba di Bandara di Barbera, Bandara terlihat lengang, ada ruang tunggu yang kosong melompong, menara pengawas penerbangan terlihat tidak ada gerakan, dipinggiran bandara terlihat dua atau tiga bangkai pesawat jet tempur, kaca-kaca setiap ruangan sudah pada hancur, pintu dan jendela nampak tergantung begitu saja sudah mau copot, daun pintu maupun daun jendela akan bergerak bergerak jika ditiup angin sambil mengeluarkan bunyi kreeeeek...kreeeek Airport ini  dikuasai oleh milisi lokal tapi belum memanfaatkan bandara ini secara ekonomis, dipinggir bandara terlihat onggokan besi bekas meriam anti pesawat ada dua buah.

Sebelum mendarat pesawat kecil yang kami tumpangi berputa-putar melihat keadaan bandara, rupanya ada standar operasi yang perlu diperhatikan oleh pilot yaitu mendarat jika sudah pasti siapa yang menunggu di bawah, yaitu dengan melihat jenis mobil dan kode yang terlihat di badan mobil apakah itu bendera maupun tulisan atau logo. Jika sudah terlihat mobilnya maka pilot akan bertanya apakah ada yang mengenali logo/bendera atau orang yang menunggu di bawah, jika kita menjawab benar itu bendera PBB atau red cross/crescent maka pilot segera mendarat, tapi bila yang menunggu dibawah orang yang tak dikenal maka pilot batal mendarat ataupun jika tak ada penjemput maka pilot pun juga segera batal mendarat.

Kami turun dari pesawat dan menuju mobil yang berbendera PBB biasanya sopir sudah menunggu dengan clip board yang berisi nama-nama orang yang dijemput. Orang-orang yang namanya tidak ada di clip board harus mencatatkan lagi namanya untuk kemudian dilaporkan nanti.

Keluar dari bandara terlihat bangkai mobil tank dikiri kanan jalan, seperti onggokan besi yang sudah tak berdaya.

Kali ini mobil double cabin yang mengangkut kami tidak dilengkapi dengan pengawal bersenjata, wah ini tanda-tanda aman. Dari pelabuhan udara Barbera ke Erigavo kami harus melewati 3 atau 4 check point yang semuanya dikawal oleh milisi bersenjata lengkap.

Sesampai dikota Erigavo kami lihat banyak mobil milisi atau mobil teknikal yaitu mobil modifikasi dari bak terbuka kemudian dilengkapi meriam atau senjata mesin berat, mobil-mobil ini juga diawaki oleh minimal tiga milisi, rata-rata berusia muda.

Kamipun sampailah di compound yang menjadi tempat menginap untuk ditunjukkan kamar tempat makan dan segala aturan permondokan. Rumah dijaga oleh dua milisi yang bergantian berjaga, pintu terbuat dari besi plat baja, dinding pagar setinggi dua meter cukup tebal dan kekar mengelilingi rumah kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline