Judul berita di media nasional terlihat cukup seram tentang Krisis Intoleransi disuatu wilayah, istilah krisis intoleransi ini tentunya cukup bikin kita jadi kaget. Beberapa waktu kemudian di media yang sama juga memberitakan tentang tetangga yang marah karena ada hajatan yang mengganggu tetangga lain.
Oooo rupanya kejadian yang dianggap krisis itu adalah masalah per tetanggaan. Perkelahian antar anak bertetangga sudah sering terjadi ini bias meningkat ke skala antar kampong seterusnya menjadi antar suku dan dapat berlanjut menjadi antar pemuka masyarakat sehingga berkembang ke mana-mana.
Istilah krisis mungkin layak dipakai karena perkelahian atau pertengkaran kecil-kecilan dapat berkembang menjadi besar. Tapi jangan lupa bahwa memuat pertengkaran antar tetangga ke media nasional dapat juga memacu terjadinya krisis baru yang lebih besar.
Hubungan antar tetangga seringkali dipengaruhi oleh hal-hal sepele dapat berkembang menjadi, hal serius yang pada umumnya dapat diselesaikan oleh tetangga lain maupun oleh tokoh setempat yang disegani oleh tetangga.
Peran ketua RT/RW perlu di recognized (supaya keren)………untuk hal yang satu ini, mungkin ini yang melatar belakangi sehingga Ahok berniat menggaji ketua RT/RW.
Anak-anak tetangga kite ada yang sukses da nada yang biasa-biasa saja, ada tetangga baru yang lebih kaya dan belum dikenal masyarakat mungkin dianggap sombong dan lain sebagainya semua dapat memicu intoleransi tapi mungkin bukan krisis kaleee…..?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H