Lihat ke Halaman Asli

Masuk Nominasi Tiga Besar PIK KRR Terbaik di Indonesia, Padahal Tak Pernah Buat Kegiatan (Cerita Unik dari Papua)

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1328430344299035147

[caption id="attachment_168509" align="alignnone" width="300" caption="PIK KRR Don Bosco Keerom Papua"][/caption] Papan nama bertuliskan “PIK KRR Don Bosco” masih berdiri kokoh. Malah sebuah papan nama baru dengan tulisan sama, tergantung dengan rapi tepat di depan ruang yang sekaligus dipakai sebagai Aula Gereja Katolik Santu Willibrodus Arso Kota Distrik Arso Kabupaten Keerom. PIK KRR merupakan singkatan dari Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja.

Berdasarkan informasi dari Pastor Roni selaku Pastor Paroki, BKKBN Provinsi Papua pertama kali datang pada tahun 2009, menawarkan untuk mendirikan PIK KRR di tempat ini. Pihak Gereja menyambutnya dengan baik kala itu, mengingat ini penting untuk membantu remaja mendapatkan informasi dan pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi, apalagi di tempat ini terdapat asrama putra dan putri Santu Don Bosco, yang merupakan kumpulan anak-anak SMP dan SMA yang sebagian besar berasal dari pedalaman Kabupaten Keerom dan Pegunungan Bintang .

Sayangya, PIK KRR Don Bosco ini tak berjalan baik. Setelah didirikan, petugas BKKBN Provinsi tak pernah datang mempromosikan program ataupun sekedar memantau proses kegiatan PIK KRR ini. Justru pada bulan April 2011 lalu, petugas dari BKKBN Provinsi Papua datang dan menyampaikan kabar bahwa PIK KRR Don Bosco Arso Kota masuk nominasi tiga besar PIK KRR terbaik di Indonesia. Tak main-main, tim dari BKKBN pusat datang langsung ke Arso untuk melakukan penilaian apakah PIK KRR Don Bosco layak keluar sebagai juara. Saat itulah papan nama yang baru dibuat, begitu pun susunan organisasinya mendadak dibentuk dan dicetak dalam sebuah spanduk besar yang sampai saat ini masih terpasang rapi di Aula Gereja. Aula Gereja dirubah jadi tempat PIK KRR karena pihak gereja sudah menjadikan tempat PIK KRR yang sebenarnya sebagai tambahan asrama putri, karena ruangan tidak terpakai dan kapasitas asrama yang sudah tak cukup untuk menampung anak-anak. Masuknya PIK KRR Don Bosco dalam nominasi tiga besar PIK KRR terbaik seindonesia ini tentu saja membuat heran pihak gereja. Bagaimana bisa masuk tiga besar padahal sama sekali tidak ada kegiatan?

Sejak kedatangan tim penilai dari BKKBN Jakarta Hingga masuk februari tahun 2012 ini, tak ada lagi informasi yang didapat dari BKKBN Provinsi Papua mengenai hasil penilaian maupun kelanjutan kegiatan PIK KRR ini. “Dorang itu jual kita saja. Lapor ke sana bilang ada PIK KRR di sini, padahal tipu-tipu saja” ungkap monic, salah satu penghuni asrama Santu Don Bosco.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline