Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, yg berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes RI, 2019). Hal ini dapat dilihat dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala balita yang biasa dilakukan di posyandu. Hasil pengukuran dapat didokumentasikan di buku KIA yang diberikan oleh pemerintah secara gratis sejak ibu hamil dan dapat digunakan hingga bayi yang dilahirkan berusia 6 tahun. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosial kemandirian (Kemenkes RI, 2019). berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi, serta merupakan hasil dari proses belajar. Semua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak adalah gizi. Pemenuhan gizi ibu saat hamil bahkan dari sebelum hamil akan sangat mempengaruhi petumbuhan janin. Dan setelah bayi lahir diperlukan asupan gizi berupa zat gizi mikro dan makro yang adekuat dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk mendukung tumbuh kembang secara optimal. Status gizi balita yang baik memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama pada tahap golden period di lima tahun pertama kehidupannya. Keberhasilan program perbaikan gizi ini perlu diikuti dengan surveilans atau melakukan pemantauan terus menerus disertai dengan kajian serta tindakan yang segera harus dilakukan.
Faktor yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan dan penyakit infeksi. Beberapa faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut, misalnya faktor ekonomi dan keluarga (Soekirman, 2012). 1. Ketersediaan dan Konsumsi Pangan, 2. Infeksi, 3. Pengetahuan Gizi, 4. Higiene Sanitasi Lingkungan. Sanitasi lingkungan yang buruk akan menyebabkan anak lebih mudah terserang penyakit infeksi yang akhirnya dapat mempengaruhi status gizi. Sanitasi lingkungan sangat terkait dengan ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban, jenis lantai rumah, serta kebersihan peralatan makan pada setiap keluarga. Semakin tersedia air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, maka semakin kecil risiko anak terkena penyakit kurang gizi (Soekirman, 2012).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H