Lihat ke Halaman Asli

asfan shabri

Asfan seorang IT

Penutupan Akses Situs Porno

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1289324665915573819

Kementerian Informasi dan Informatika belakangan menggalakan aplikasi anti pornografi, dikatakan sudah hampir 100% , terkadang jabatan seorang menteri bukanlah ditempatkan dari latarbelakang kemampuan, tapi berdasarkan organisasi partai yang dipegang, sehingga ketika sebuah kebijakan keluar, bukan hasil pemikiran tapi untuk mencairkan sebuah politis. Betul sebuah akses internet bisa di tutup untuk ke pornografi atau ke alamat situs lain, tapi tidaklah semudah yang terbersit yang dibayangkan, karena untuk memblokir situs tentunya ada satu pusat atau dikenal gateway untuk akses data. Ketika situs porno misalkan www.porn.com di blokir dari nama, tentu akan berganti www.porno.com, atau ketika di blokir IP publik www.porn.com 99.192.139.241 , maka akan pindah ip publik 99.192.139.242 , sehingga setiap detiknya kita harus bekerja untuk mencari IP dan nama situs. selain itu pula, dari segi teknis, ketika proxi DNS sudah semakin penuh dengan blokir address, maka akses akan semakin lambat, diibaratkan ketika pintu gerbang di kirim daftar nama yang diblokir, maka satpam akan mengecek daftar semua orang yang keluar satu persatu, sehingga akses keluar terjadi antrian. itu baru blokir akses alamat , belum bila terjadi di Facebook,twiter, atau jejaring sosial lain, akan semakin sulit diblokir. Jalan yang bisa menutup situs porno adalah Agama, ketika agama dibentengi, dan secara ilmu psikologi di jalani, Insyallah semua akan berjalan baik. Mungkin secara psikologi, ketika akses banyak di tutup maka masyarakat dan anak-anak penasaran lalu membuka, tapi kalau dilepas, dan Agama dibentengi, dengan memberikan muatan agama 30 menit di tiap sehabis sholat di tempat kerja, atau 10 menit setelah sholat di sekolahan, atau ilmu Agama di perbanyak, tentunya masyarakat  atau anak-anak akan semakin berkurang dengan pornografi, bahkan bisa kita arahkan ke situs yang lebih bermanfaat. (AS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline