Sedikit tertantang dengan istilah, lingkungan kerja toksik. Karena aku hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja, jadi tidak banyak tahu tentang toksin.
Namun sebagai seorang istri setidaknya tahu bagaimana lingkungan kerja toksin yang di alami suami yang selalu dimanfaatkan oleh orang kinerjanya bahkan pintu maaf yang terlalu lebar dia buka.
Di awal kejadian, sebagai istri menjadi pendingin hati dan pikiran disaat jabatan yang seharusnya telah didapat disingkirkan orang. Padahal nama telah tertera di laporan.
Namun saat pembagian rapot kinerja dan nilai tetap dibawah bahkan nilai pun di jatuhkan. Terlihat sekali permainan yang dimainkan.
Walau sebenarnya ingin ikut marah tapi selalu berusaha memposisikan diri sebagai pendingin hati dan bilang, " Belum rezeki kita, ikuti alur yang Allah beri saja,"
Hingga ada satu kejadian, di saat disuruh kerjakan sebuah tugas, suami tak mau mengerjakannya hingga atasan tak menyukai perilaku suami yang membantah apa yang di perintah.
Tanda tanda itu jelas terlihat di diri suami yang terkadang tak pernah di anggap.
# Tak pernah di hargai apa lagi pujian pekerjaan
# saling menjatuhkan satu sama lain
# Bekerja terus menerus hingga tanpa mengenal waktu, tak terselesaikan di kantor diselesaikan di rumah.