Lihat ke Halaman Asli

asni asueb

Mencoba kembali di dunia menulis

Kukatakan, Kau adalah Segenggam Pasir

Diperbarui: 6 Mei 2021   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi https://www.hipwee.com/

Mungkin ketika cerita itu menghias perjalanan, tangan saling menggenggap, mempelihatkan rasa kasih sayang bahkan cinta, yang sebenarnya kita tak tak tahu maknanya 

Ego kita yang bermain main, nafsu kehidupan kita yang menjajaki, hingga tapak berjejak. Tekanan tubuh yang menenggelamkan kaki kaki kecil hingga terlalu berat untuk melangkah 

Kita bagian kecil cerita cinta yang penuh janji, tak ingin ditinggal bahkan tak sanggup untuk terjauhkan. Hingga kita mengukirnya pada hati agar tak terhapuskan 

Genggaman kita semakin kuat seakan tak akan terlepas, tanpa kita sadari semua hanyalah semu semata, karena cinta yang kita gambarkan hanyalah segenggam pasir 

Semakin erat menggenggam, pasir itu perlahan akan habis, keluar melalui celah jemari yang kita ciptakan sendiri yang tersisa hanya butiran butiran halus sebagaimana cinta yang pernah kita agungkan. 

Bila kutak mengenggam  karena kutahu genggaman itu tak bermakna. Membiarkan tetap berada pada tapak tangan terbuka.

Membiarkan angin meniupnya, matahari menyinari, hujan mengikis perlahan bahkan sang malam bergelumung dalam dingin, dia akan berada ditapak tanpa memaksa untuk ada. 

Begitu pula rasa cinta yang pernah kau gemakan bahkan selalu kau bisikan hingga  hampir terlena pada ketidakpastian sedangkan ada yang selalu ada dalam lingkaran kehidupan 

Pasti, tanpa pernah meminta, tiada janji bahkan terkenan masa bodoh namun dialah yang akan bertahan tanpa perlu menggenggam.

 

Ruang kosong, 06042021

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline