Sewaktu menghabiskan hari hari bersama anak anak. Si bungsu nyeletuk,
" mama tuh kapan lagi mau menyenangi diri, jangan mikirin keluarga terus, kasih apresiasi untuk diri sendiri,"
Tanpa anak anak bilang pun selama ini, aku memberi apresiasi apa yang telah dicapai selama ini. Anak anak saja yang tidak tahu karena apa yang aku inginkan belum tentu langsung di beli.
Setidaknya memanjakan diri di sebuah salon muslim walau hanya sekedar totok wajah, cukup bagiku setelah satu bulan penuh dengan aktifitas dirumah.
Anak anak selalu merasakan bahwa mamanya selalu memberi mereka apresiasi bila mereka mencapai satu impian dan sekarang anak anak tumbuh dewasa mereka sering memberikan h apresiasi berupa makanan atau barang.
Namun anak anak tahu betul kalau mamanya tidak suka beli baju karena kebetulan aku sendiri penjahit, jadi jalan jalan ke mall atau butik ternama hanya sekedar mencari referensi model apa yang trend dan menggunakan bahan apa. Semua itu self reward untuk diriku.
Mungkin sebagian orang akan mentertawakan aku, karena terlalu jauh tertinggal dalam urusan trend busana, perabot rumah tangga, dan yang lainnya.
Rasa untuk memiliki itu ada, namun pertimbangan yang matang selalu menjadi kendala. Jika minta dengan suami untuk minta dibelikan mungkin bisa saja.
Namun sebagai istri tahu betul keuangan itu bagaimana jika lebih harus bagaimana. Namun kebiasaan dari kecil telah di tanamkan jika menginginkan sesuatu kudu nyimpan bukan hanya minta.
Kalau barang yang didapat dengan jerih payah sendiri akan lebih di jaga dan merawatnya dibandingkan dengan sekedar minta.
Bagiku ujut dari self reward diri sendiri, ya meujutkan keinginan yang lama yang belum didapat, walau sering dibilang ketinggalan jaman atau tak moderen yang terpenting keinginan itu tercapai walau pencapaian itu butuh waktu yang lama.