Lihat ke Halaman Asli

asni asueb

Mencoba kembali di dunia menulis

Tanganku Ingin Menyentuhnya

Diperbarui: 19 Februari 2021   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

 Aku mengumpulkan mereka dari receh demi receh, keringat yang membasahi setiap pori pori.

Rasa lelah tak pernah dirisaukan, keletihan akan terbayar ketika, satu, dua receh terkumpulkan.

Esok dijadikan modal untuk  mendapatkan receh demi receh kembali. Sedikit keuntungan di tabung agar bisa membuat dapur berasap.

Ketika orang bertanya,

" Apa suami tak mencukupi,"

Lebih dari cukup sayang, bukan karena dia perhitungan, dia terlalu royal untuk keluarga  

Tahukah kau sobat. Dengan keringat sendiri menghasilkan receh demi receh akan mengajarkan kita menghargai jerih payah suami.

Rezeki yang suami beri bukan untuk membeli tas mahal, baju mahal, jalan jalan dari mall satu ke mall yang lain. Hargai satu sen yang suami dapati.

Bahkan tertawa dan bernyanyi di cafe yang membuat sesak nafas ( untukku)atau duduk duduk di tempat terbuka sembari berfoto ria.

Sedangkan suami bergelut dengan debu dan panas, bergelut dengan hitungan, bergelut dengan ribuan listrik. Di caci maki di kantor terkadang di fitnah.

Kembali ke fitrah seorang ibu, sadar diri dengan usia, benar jaman kita muda tak ada seperti jaman sekarang tapi fitrah seorang ibu jangan dilecehkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline