Malam telah mencapai puncaknya, lelah ini pun telah di bawah titik kelemahan, seperti rasa yang bergelayut dalam jiwa.
Menari dalam hati, mencari kesempurnaan, andai saja sedikit membuka tabir, akan tersingkap sebuah kisah pedih, luka dan nyerih.
Mengenang saat canda dan tawa perlahan sirna, seakan berbalut luka, entah sampai kapan ? Aku sendiri tak tahu.
Senandung melodi sebagai pengingat akan cerita yang telah lalu namun tak pernah mati terus menari dalam ingatan.
Di saat seperti ini terkadang bibir keluh untuk berkata, saat tatapan bagaikan dalam bayang. Menjangkau tak terjangkau.
Mata tak mampu memandang namun hati ingin berkata, saat kata terangkai seolah bibir enggan menguraikannya.
Ketika wajah dalam kenangan seolah tiada mengenal bathin, merinding saat bayang memeluk diri tanpa mampu berbalas.
Jarak yang memisahkan, bahkan waktu pun terenggut, hanya mampu mendengar suara dengan tatapan yang tak dipahami dan tak tahu apa maknanya.
Ruang kosong,18022021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H