Untukmu pemulas rindu
Sejak pandemi langkah menjadi terbatas, walau keinginan untuk melangkah ke kota kecil kita terus menggulung diri.
Namun apa hendak di kata keadaan yang tidak mengizinkan untuk melangkah ke sana. Lewat goresan sederhanaku, aku ingin kau tahu kau sahabat terbaik yang aku punya.
Kota yang dingin, adem yang mempertemukan dan saling mengenal serta menjadi sahabat dan cerita dalam hidupmu.
Menghabiskan waktu bersama hingga azan memanggil. Kebersamaan yang tak mungkin kita kikis dari ingatan kita. Membiarkannya tetap hidup dalam perjalanan yang kita jelang
Kebersamaan yang kita bawa hingga detik ini, walau intensitas untuk menyapa hampir tak ada. Walau disapa pun belum tentu kau menjawabnya.
Sebagai sahabat kecilmu, aku memahami sifat mu dan tak pernah sekalipun untuk memaksa untuk menjawab, hanya berharap kau sehat sehat saja di kota kecil.
Hampir satu tahun aku tidak pulang, di samping pandemi kesehatanku pun menurun. Sebenarnya waktu itu aku ingin bercerita padamu tentang keadaan yang aku alami sekarang.
Tapi ternyata nomor WA tak ada adakah kau blokir atau bagaimana, tak satu pun yang aktif dari ketiga nomor yang aku punya.
Ada apakah gerangan, adakah kau melupakan sosok yang pernah hadir dalam kehidupanmu? atau kau marah karena aku tak jua pulang dan tak memberi kabar.
Bukankah kau yang selalu tak pernah menjawab WA yang aku layangkan ke ruang mu. Bukankah kau yang tak pernah mengangkat telepon ? walau aku hanya ingin tahu kabarmu.