Kepakan sayapnya melebar, menembus cakrawala. Tanpa lelah mencari raga yang dia tinggalkan di hamparan dermaga sunyi.
Berjanji untuk selalu menemani, selalu ada tak kalah suara hati memanggil, mengeluh tentang ketidakberdayaan, mengumbar rindu yang tak kunjung pudar.
Mata nanar mencari, hingga menerobos pencakar langit. Lelah yang di rasa tak dirasakan lagi hanya ingin bertemu raga yang dia tinggalkan
Senja berlalu, memberi izin untuk bersua pada raga yang ditinggalkan. Bercengkrama hingga melumat waktu. Melupakan lelah, melupakan penantian.
Jingga berwarna, namun kembali memudar menyongsong sang malam. Raga pun meragu inikah pertanda bahwa tiada tawa canda, panggilan indah di dengar bahkan tatapan itu pun menghilang
Apa arti kepakan sayap yang menembus cakrawala! Apa arti lelah bagimu mencari! Apa arti penantian raga! Tiada artikah
Pupus sudah segala rasa yang hanya untuk tertepis pada langkah bahkan beringsung menjauh tinggalkan satu raga.
Haruskah menguburnya kembali tanpa pernah untuk datang walau sekedar menyapa. Jingga benar berlalu hingga benar kelam. Tatapan itu terakhir menatap. Tanda itu ada namun telat membaca.
Dari pandangan ketika tatap melepaskan ada, angin pun tak berhembus seakan tahu resa hati. Janji tertinggal janji, kata rindu hanya sebatas pemanis bibir. Tertinggal pun akan tertinggal, raga tetap dalam kesunyian.
Ruang Kosong 310121