Lihat ke Halaman Asli

asni asueb

Mencoba kembali di dunia menulis

Izinkan Aku Menjauh

Diperbarui: 1 Januari 2021   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi ukhtinuro.wordpreas.com


Jingga

Lama kita tidak berbincang, hari ini diawal tahun, menyempatkan diri untuk menyapamu, walau tahu mungkin kau sedikit merasa terpaksa atau lebih keberatan lagi akan sapa.

Tapi izinkan aku membuat satu atau dua paragraf agar gundah ini tak bertambah menyebar bahkan gulana yang akan menyelimuti 

Kau tahukan , tak suka diselimuti nestapa tapi mengapa tak hentinya nestapa menyapa, kapan bahagia nyata dapat aku miliki.

Mereka hanya melihat senyum tanpa mereka tahu bagaimana hatiku. Mereka hanya tahu tawa tanpa mereka tahu gejolak jiwa di dadaku.

Berlagak menjadi orang yang sok tegar, tidak cengeng, sok kuat tanpa air mata . Sekarang  ini  tahun ke empat belas dalam ke pura -pura rasa.

Seandainya mama masih ada mungkin aku bisa melepas letih  sembari tidur dipangkuan seperti yang sering aku lakukan kalah  tak mampu lagi menahan lelah dan kau selalu mematuhi perkataan mama.

Jingga 

Setiap diawal tahun ada trauma yang terus membayang, seakan tak terlepas dari diri. Seharusnya aku tak bergantung kepada kemanjaan. Bukankah semua telah berbeda! Seharusnya aku bisa bersikap dewasa. Ternyata kemanjaan itu masih melekat.

Terima kasih telah mengisi hari hari hingga mengeluarkan banyak inspirasi, tapi aku harus berani untuk memilih antara bahagia tapi ada yang terluka, atau aku tetap dalam kesendirian dan melewati semua dengan kesendirian. 

Jingga 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline