Lihat ke Halaman Asli

asni asueb

Mencoba kembali di dunia menulis

Langkah

Diperbarui: 6 Oktober 2020   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jingga, kali ini kaki melangkah menuju Madina. Perjalanan yang tak berliku, lurus tapi pasti. Tahukan engkau jingga rasanya  hati, menjalani serangkaian ibadah. 

Terkadang lelah mendera namun aku harus bertahan. Kadang kala ada amarah tapi aku coba redam dengan berwhudu. Ada tangis yang tersembunyi yang pantas aku beri pada_Nya.

Di tengah kegersangan, angin badai memporak porandakan tenda tenda. Hatiku merindu pada buah  hati yang aku tinggalkan.

Perjalanan sunyi ini pun membuat hati semakin gundah gulana, saat bisikan halus menyebut nama anak anakku.

Akankah aku rusak rangkaian ibadahku karena rasaku, selangkah lagi untuk menggapainya, bertahanlah hati kecilku menguatkan.

Aku tahu ada yang terjadi, namun mencoba untuk memahami perkataan hati, lupakan sejenak karena tak lama lagi kau akan menatap dan memeluknya.

Di tanah_Mu, terlihat jelas gambaran kemunafikan, keserakahan, durhaka, kesombongan, jadi pelajaran diri

Jingga, tak perduli apa kata mereka karena niat hatiku menjalankan ibadah. Kenikmatan itu hati yang rasakan seperti kau tutup mata, telinga, dari kemilaunya dunia.

Langkah ku semakin  pasti karena ibadah dan pulang menatap buah hatiku.

Jelang malam, 061020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline