Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Kisah tentang Negeri Pelangi

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, tersebutlah sebuah negeri yang indah bernama Negeri Pelangi. Dinamakan Negeri Pelangi karena terdapat berbagai macam suku warna yang ada di negeri tersebut. Ada Suku Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Pada awalnya, disaat semua masih sederhana dan kehidupan begitu mudah, semua berjalan dengan harmonis dan rukun.

Akan tetapi, semakin lama hidup berubah menjadi semakin keras dan persaingan semakin ketat. Sehingga mulai timbul friksi-friksi dan gesekan diantara suku-suku tersebut. Awalnya hanya persoalan-persoalan kecil dan sepele, akan tetapi karena tidak dapat diselesaikan dengan baik dan tuntas, ditambah dengan provokasi dimana-mana, maka persoalan-persoalan tersebut menjadi semakin menumpuk dan menjadi persoalan besar.

Menyadari hal tersebut, presiden Negeri Pelangi yang terkenal keras dan tidak penyabar mengumpulkan semua mentri dan penasehatnya untuk memecahkan persoalan tersebut. Namun celakanya, para mentri dan penasehat yang berasal dari bermacam-macam suku tersebut malah bertengkar dan saling menyalahkan di ruang rapat, mereka merasa paling benar, dan pihak lainlah yang salah. Hal tersebut membuat presiden menjadi semakin marah dan gerah.

Akhirnya presiden berkata dengan keras. "Baiklah, karena kalian semua sangat berisik dan tidak bisa lagi saling menghargai lagi seperti dulu, maka aku memutuskan bahwa negeri ini hanya akan memakai satu warna saja."

Mendengar hal tersebut, tentu saja para mentri dan para penasehat menjadi kaget. Salah seorang penasehat kemudian berkata "pak presiden, jika negeri ini hanya memakai satu suku warna saja, maka suku-suku yang lainnya pasti akan cemburu dan tidak terimah".

"Jangan khawatir!" sanggah sang presiden "akupun telah memikirkannya".

Lalu presiden menyuruh ajudannya untuk mengambil semua cat dari berbagai suku warna yang ada, kemudian presiden sendiri yang mencampur dan mengaduk rata semua cat tersebut. Sampai kemudian muncullah sebuah warna yang baru.

Presiden pun berkata "Warna inilah yang akan menjadi warnah kita. Yaitu warna gabungan dari semua warna. Aku beri nama warna ini warna putih"

Setelah itu dibuatlah sebuah undang-undang di Negeri Pelangi yang melarang penggunaan semua warna kecuali warna putih. Karena penggunaan aneka warna dianggap hanya akan menyebabkan perpecahan saja.

Ada yang setuju, ada pula yang tidak setuju dengan peraturan tersebut. Yang tidak setuju dianggap makar dan ditangkap. Yang berhasil lolos dari penangkapan kabur ke hutan kemudian benar-benar memberontak.

Meskipun Negeri Pelangi tetap bernama Negeri Pelangi, sekarang yang ada hanyalah warna putih. Sebab putih tetaplah sebuah warna, karena yang tak berwarna adalah yang tak terlihat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline