Tidak ada. Tidak ada tanda-tanda. Tidak ada aktifitas pagi.
Tiba-tiba. Tiba-tiba saja di suatu pagi, di sebuah pasar yang dulunya dikenal terkenal sangat, kini tak ada lagi. Tidak ada lagi tanda-tanda kini. Yang ada, kini hanyalah...
Di suatu pagi, pagi yang ini. Para pedagang, tiba-tiba saja menjadi "Komodo". Para pedagang yang karena suatu sebab , malam itu tidur di pasar.
Yaa... Para pedagang pasar yang tidur di pasar. Pagi-pagi. Bangun pagi, tiba-tiba. Tiba-tiba suatu pagi-pagi, terbangun menjadi "Komodo."
Sementara. Di luar pasar, hiruk-pikuk, ramai. Sangat ramai. Para padagang yang akan membuka kios tokonya, kios dagangannya. Bergerombol tidak berani masuk dalam pasar. Mereka saling terheran-heran. Saling menatap. Saling bertannya?.
"Kenapa, mengapa, pagi ini, pasar penuh dengan Komodo." Temannya, saudaranya yang tidur di kios pasar, pagi-pagi jadi "komodo".
Di lain tempat, di suatu malam. Malam tadi. Di negeri "teruskan".
"Kalo nggak ikut zaman nanti jadi "komodo".
Ucapan mengandung do'a, ucapan itu do'a. Ucapan yang "terdepan".