Lihat ke Halaman Asli

Asmoo

Ngelanturisme

Jadi Komodo

Diperbarui: 11 Oktober 2023   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar; Mafrukan Ali

 

Tidak ada. Tidak ada tanda-tanda. Tidak ada aktifitas pagi.

Tiba-tiba. Tiba-tiba saja di suatu pagi, di sebuah pasar yang dulunya dikenal terkenal sangat, kini tak ada lagi. Tidak ada lagi tanda-tanda kini. Yang ada, kini hanyalah...

Di suatu pagi, pagi yang ini. Para pedagang, tiba-tiba saja menjadi "Komodo". Para pedagang yang karena suatu sebab , malam itu tidur di pasar. 

Yaa... Para pedagang pasar yang tidur di pasar. Pagi-pagi. Bangun pagi, tiba-tiba. Tiba-tiba suatu pagi-pagi, terbangun menjadi "Komodo."

Sementara. Di luar pasar, hiruk-pikuk, ramai. Sangat ramai. Para padagang yang akan membuka kios tokonya, kios dagangannya. Bergerombol tidak berani masuk dalam pasar. Mereka saling terheran-heran. Saling menatap. Saling bertannya?. 

"Kenapa, mengapa, pagi ini, pasar penuh dengan Komodo." Temannya, saudaranya yang tidur di kios pasar, pagi-pagi jadi "komodo".

Di lain tempat, di suatu malam. Malam tadi. Di negeri "teruskan".

"Kalo nggak ikut zaman nanti jadi "komodo".

Ucapan mengandung do'a, ucapan itu do'a. Ucapan yang "terdepan".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline