Lihat ke Halaman Asli

Asmirizani

Ketua Forum Penulis, FLP Kalbar

Mencumbu Kopi Pagi

Diperbarui: 2 Januari 2019   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepagi ini gejolak nafsu tak tertahankan. Ingin mencumbu pada yang hitam manis. Manis di bibir, manis di jiwa. Pahit di kehidupan yang dijalani. Namun, pahit mengajarkan ketegaran dalam bertahan dan melawan. 

Sepagi ini gejolak mencumbu pada kopi segera tersalurkan. Mencium bibir gelas bekali-kali. Menyeruput berulang kali manis pahitnya rasa. Menikmati tiada yang indah selain pahit manisnya kopi kehidupan. 

Tetaplah mencumbu kopi. Walaupun pahit manis melebur. Terkadang mengelabui rasa. Terkadang hanya pahit terasa, menjadikan manusia gundah gulana. Terkadang hanya manis terasa, menjadikan manusia euforia. 

Kopi kehidupan, kopi kita semua. Semua akan merasakan perpaduannya. Baik secara bergantian maupun yang terasa dominan. 

Seruput kopi pagimu segera. Sebelum jam kerja tiba. Sebelum kesibukanmu melanda Sebelum kopi pagimu tiada. 

Borneo Barat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline