Lihat ke Halaman Asli

Ummu FAF

Ibu 3 orang anak

"Opening Ceremony" Asian Games 2018 dan Bolu Marmer

Diperbarui: 19 Agustus 2018   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Malam minggu jadi TV di rumah kami on. Waktunya nonton.Ada open ceremony Asian Games. Saya mengambil mentega dan menimbangnya. Sambil sesekali dengar celetukan Fathinah bertanya soal pakaian para olahragawati dari negeri-negeri muslim. 

Suara para penyanyi tak kedengaran jelas karena kalah bersaing dengan suara mixer menggilas gula pasir dalam adonan. Sambil mengaduk adonan, saya terbayang biaya pesta yang mencapai trilyunan. Berapa lagi utang negara untuk menggelar pesta meriah ini? Katanya anggarannya 6 trilyun mak...

Kabarnya lagi mak...untuk membiayainya, pemerintah menggunakan dana APBN di mana sebagian dibiayai oleh utang negara baik dalam bentuk surat berharga maupun pinjaman.

Waktu pun berlalu. Penonton gugur satu per satu menuju pulau kapuk. Saya masih berjibaku dengan adonan kue dalam rangka menghemat anggaran pengeluaran belanja RT. Sepagi tadi 25.000 rupiah cuma dapat kue donat 4, lontong 2, pisgor 2, bakwan 1, tempe gorengan 1. Sangat mengerti karena memang harga-harga pada naik. 

Akhirnya hanya ponakan yang bertahan di depan tv.
Fathinah memutuskan untuk bergabung dengan Aqeela nonton LOL dari laptop di ruang tamu. 

Saya masih sibuk praktek bikin bobo7lu marmer. Setelah adonan masuk ke oven untuk dipanggang, saya duduk di kursi makan. Maklum emak-emak sibuk, mau ngecek wa yang masuk ke hape. Trus balas-balas wa. Saat itulah mata saya menengok ke TV dan melihat Anggun meliuk-liuk sambil mengibaskan tangan bak sayap burung. 

Tapi kenapa di saat yang sama juga saya teringat saudara-saudara di Lombok yang kemarin tendanya meliuk-liuk ditiup angin puting beliung? Apa liukan Anggun lebih mirip liukan angin puting beliung?

1st time bikin bolu marmer. Alhamdulillahi tidak bantet. Mengembang bagus seperti kondisi otak saya yang akan mengembang ketika mengingat begitu banyak masalah yang belum berjumpa solusi di negara ini. Kurang urusan? Nggaklah...lah masalah-masalah itu ngefek ke saya juga. Jadinya mau tak mau kepikiran juga. 

Akhirnya bolu marmer matang. Anak-anak jadi penyicip pertama. Otakku pun kembali normal saat mendengar pujian Fathinah. " Enak... " katanya.
Tugas emak ini selesai satu. Menyiapkan teman minum teh besok pagi. Yaa, kami orang Sulawesi punya kebiasaan sarapan dengan air seduhan teh ditemani kue. Walau pikiran masih bergelayut banyak masalah.
 
Berharap semua rakyat negeri ini tidak terlalu larut dalam eforia pesta bulan Agustus. Agar mereka tidak terlalu merasa sakit saat pesta usai. Kembali ke kehidupan nyata. Dimana perjuangan keras memenuhi hajat hidup masih harus dilanjutkan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline