Lihat ke Halaman Asli

Pintaku Ibu

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu, aku mencintainya
Dan aku juga menyayanginya
Aku mohon padamu ibu
Bawalah ia padaku
Aku ingin membahagiakannya
Layaknya ayah yang selalu membahagiakanmu

Oh ibu...
Janjiku dalam harapanku
Tidak sedikitpun rasa cintaku kurang
Pada dirimu yang telah membesarkanku
Setelah nanti ku membangun
Puing puing mahligai dengannya

Ibu...
Aku menyayanginya
Seperi ayah yang selalu menyayangimu
Semua kata kataku yang bersumber dari hatiku
Jangan pernah kau lupakan wahai ibu
Niatku menyayanginya
Seperti rasulullah
Yang tak pernah bosan
Dan tak kan ada pernah rasa bosan
Dikala menyayangi Humairah
Sang zaujah

Maka lamarlah ia untukku ibu
Dalam sedih penuh harapku
Seraya menjalankan sunah rasul
Oh ibu. Itulah pintaku
Itulah keinginanku
Lamarlah ia untukku ibu

Hanya bermahar Al Qur'an
Dan sentuh kasih sayangku
Yang kan ku jadikan simbol pernikahanku
Dengan sedikit sentuhan
Akan ilmu nafi, insyaAllah
Tertancap kalimat islam di hatiku
Sebagai penghias puing puing nikahku.

Ibu... Restuilah anakmu
Menikahi gadis pilihannya
Yang ayu wajahnya
Yang sayu matanya
Yang sendu guraunya
Yang mulia akhlaknya
Dan indah pituturnya
Seperti engkau wahai ibuku.

Oh ibu...
Izinkanlah aku
Tuk menikahinya...

Senin 02 mei 2010.02:49

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline