Lihat ke Halaman Asli

Asmari Rahman

TERVERIFIKASI

Lahir di Bagansiapi-api 8 Okt 1961

Islam Nusantara, Islam Macam Apa Itu ?

Diperbarui: 2 Juli 2015   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ustadz KARIM, setengah abad yang lalu yang mengajarkan Agama Islam kepada kami tentang ISLAM itu hanya SATU, yakni Islam yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril. Kemudian ditangan Nabi Muhammad SAW Islam berkembang sedemikian rupa menjadi rahmatan lil’alamin, dan ditutup dengan wahyu  yang terakhir menyempurnakan Islam sebagai Agama yang diridloi oleh Allah SWT.

Islam yang diajarkan oleh Ustadz KARIM sungguh simple dan sederhana, tidak rumit dan berbelit belit, agama Islam itu untuk orang berakal dan bukan untuk diakal-akali. Islam itu satu tidak mengenal tambahan sebutan seperti Islam Liberal, Islam Indonesia, Islam Jawa, Islam kosmopolitan,  Islam konservatif, dan Islam Nusantara.

Penambahan embel-embel sebagaimana yang tertera diatas hanya membuat ummat bertambah bingung, pusing tujuh keliling. Sebutan istilah dibelakang Islam bukan jaminan bagi perbaikan kajian tentang Islam, tapi malah menimbulkan interpretasi yang berbeda dan perdebatan panjang yang tak berkesudahan, bahkan  mungkin sampai kiamat sekalipun.

Beberapa tahun silam muncul Islam yang berlabel ”liberal”, istilah ini menyulut pro-kontra, bagaikan api melahap hutan kering, asapnya kemana-mana, menimbulkan batuk dan menyebabkan sesak nafas, ujung-ujungnya perdebatan antara yang pro dan kontra itu tidak membuahkan hasil apa-apa, kecuali menjadi bahan tertawaan dari kalangan non Muslim.

Kalangan aktivis Islam Liberal yang semula hadir dengan berbagai wacana dan agenda tetap tidak membuahkan hasil apapun bagi kemajuan dan perkembangan Islam itu sendiri, dia hanya sebatas wacana, sementara pihak yang kontra terhadap Islam Liberal pelan-pelan sadar dan tak perlu membuang energi melayani hal-hal yang tak jelas. Kini kedua belah pihak sama-sama diam, duduk manis menikmati sisa tenaga dari debat kusir yang melelahkan mereka.

Terakhir Presiden Joko Widodo berpidato hal Islam yang  diberi atribut sebagai Islam Nusantara, tak pelak lagi istilah Nusantara yang diimbuh oleh presiden itu kembali menimbulkan debat dikalangan ummat Islam dinegeri itu. Apa itu Islam Nusantara, bagaimana wujud dan bentuknya.

Jika disebutkan Islam Nusantara itu lebih santun dan halus tutur katanya seperti bahasa kromo Inggil yang dianut oleh kraton Solo dan Yogya, tentu tidak masuk akal, karena jauh sebelumnya Islam sudah mengajarkan adab dan sopan santun seperti apa yang disebut dengan Akhlaqul Karimah.

Ummat yang bersifat kasar dan tidak sopan tetapi menganut agama Islam, membunuh seperti yang dilakukan Muso di Madiun, Noordin M Top dengan aksi terornya, mengganyan orang berduit dan merampok seperti Kusni Kasdut, berprilaku Korup dan menindas bangsa sendiri sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian penguasa negeri ini, maka  itu bukanlah bagian dari ajara Islam, tetapi prilaku ummat yang tidak mengamalkan ajaran Islam.

Islam Nusantara yang disebut-sebut oleh presiden itu sebenarnya bukanlah hal yang baru, untuk kalangan tertentu, istilah Islam Nusantara ini sudah lama menjadi bahan kajian. Tetapi setakat ini para intelektual Muslim yang mengutak-atik Islam berlabel Nusantara ini belum menemukan formula yang tepat untuk menjelaskannya kepada Ummat, masih sebatas wacana dan disanksikan bila dilintarkan akan menimbulkan pro dan kontra, dan membuat masyarakat awam kebingungan.

Karena belum usainya kajian dan tidak adanya penjelasan yang detail tentang Islam Nusantara ini, berakibat pula pada penafsiran yang berbeda. Apakah Islam Nusantara ini merupakan ajaran yang akan Meng Islam kan Nusantara, atau Islam yang di Nusantarakan.

Jika ajaran Islam yang mau ditebar di Nusantara, tentu tidak menimbulkan persoalan, karena Islam itu merupakan Rahmatan Lil’alamin, penuh toleransi dan membuka ruang hidup berdampingan bagi yang non Muslim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline