Lihat ke Halaman Asli

1 Dosa Penulis Senior

Diperbarui: 1 Oktober 2015   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada banyak buku yang mengajarkan bagaimana penulis pemula untuk menyadari dosa-dosa tulisannya. Namun, kita jarang sekali melihat buku yang mengajarkan kepada penulis senior agar sadar bahwasanya dia juga punya dosa. Nah, uniknya 1 dosa penulis senior melunturkan jutaan tulisan yang dibukukannya.

Kenapa bisa begitu? Ya, tentu saja bisa. Kita harus paham, menulis adalah kebebasan, karena tulisan adalah suara terindah dari anak manusia yang terabadikan. Tidak boleh dipaksa harus begini-begitu, apalagi melarang menulis. Jika seorang penulis senior begitu tindakannya, maka layaklah dilabeli: 1 dosa penulis senior.

[caption caption="Foto Dokumentasi Penulis"][/caption]

Sejak dulu bangsa ini sukanya budaya lisan, berbicara hal yang tidak penting, bergosip ria, saling berbisik satu sama lainnya. Seharian pula. Dan tak tanggung-tanggung saat ada berita yang cukup heboh, bisa berlama-lama menggosipkannya. Begitulah seterusnya budaya lisan ini, meghabiskan waktu yang sangat berharga.

Dan sekarang sudah saatnya berubah, tinggalkan kebiasaan budaya lisan (yang tidak penting). Mulailah dengan budaya tulisan. Tulislah apapun yag ingin ditulis, tulislah apapun yang ada di kepala dan hati, teriakkan sekeras-kerasnya dari goresan itu, tunjukkan pada dunia bahwa kita memang seorang penulis. Dengan begitu, posisi kita selalu terhormat daripada orang yang suka berkoar-koar tak berarti. Dengan begitu, posisi kita selalu gagah daripada orang yang suka berisik, apalagi bisa menimbulkan fitnah.

Siapapun di negeri ini, ataupun di sudut dunia manapun yang mulai bergelut di literasi, dan mencoba menuliskan buah pikirannya, baik dari fiksi maupun non-fiksi, lanjutkan perjuangan itu. Sekali kita memulainya, maka wajib pula kita mengakhirinya. Harus diingat pula tugas manusia adalah berjuang, kalah-menang itu hasil, yang mana terkadang hasil itu tidak mengajarkan, namun perjuangan itulah yang selalu mengajarkan.

Dan bagi siapa saja yang sudah merasa penulis senior, atau bermental sok senior. Sudah saatnya pula berubah, karena sungguh tak patut senior mematahkan semangat junior dalam belajar. Kewajiban seorang senior adalah membimbing, mengajarkan, memotivasi, menginspirasi, merangkul dengan kecintaan dan kesabaran. Bukan malah sebaliknya.

Hari ini mungkip cukup pula 1 dosa penulis bagi senior, dan jangan ditambah lagi! 2 dosa, 3 dosa, 4 dosa, 5 dosa, dan sampai 1001 dosa penulis senior. Tak ada dosa yang dirindukan, bukan? Jika ada, sungguh anak manusia yang keliru. Atau hanya permainan diksi hidup? Ah, sudahlah … dosa tak pernah ada baiknya. Semoga berlunturanlah dosa-dosa penulis pemula dan dosa-dosa penulis senior, serta dosa-dosa penulis bermental sok kuasa (sok mantap).

Kau penulis pemula, ada banyak tempat menulis jika dilarang! Jangan  bersedih, teguklah pahitnya larangan seperti meneguk madu lebah. Dunia ini sungguh tak sempit, bukan? Ada jutaan penulis yang mendukungmu, ada milyaran tempat menampung tulisanmu. Karena kau penulis, tugasmu adalah menulis, bukan meladeni manusiaa berisik lisan.

Sumber: Dosa Penulis




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline