Sepanjang sejarah, setiap kebenaran pasti memiliki musuh. Ibarat dua kutub yang saling berlawanan, begitulah perumpamaan keduanya. Hal ini juga berlaku bagi Islam, dien yang rahmatan lil 'alamiin. Meski setiap muslim wajib meyakini Islam secara penuh, meyakini segala yang terkandung di dalam kitab suci Al qur'an dan mengamalkannya, namun ada saja yang coba menafikan.
Jika musuh nyata Islam itu adalah kafir yang berusaha memadamkan cahaya Islam. Tapi ada satu musuh lagi yang sangat berbahaya dan kerap kali dilupakan. Mereka adalah musuh dalam selimut, yang justru berpotensi membuat kerusakan lebih besar. Siapa mereka ? Mereka tak lain adalah Orang-orang munafik. Mereka menyebut diri mereka Islam, berpenampilan Islami, tapi menolak kebenaran-kebenaran firman Allah di Al Qur'an, bahkan sebahagian berani "merekayasa"nya.
Orang-orang munafik ini biasanya opportunis, tidak punya prinsip, hanya berpihak pada yang menguntungkan dirinya. Orang munafik hadir dimana saja, tak terkecuali dalam sebuah kontes politik elektoral, dimana uang mengalir deras. Seperti yang terjadi pada kontestasi Pilgubsu 2018, yang menyisakan dua pasang Calon. Paslon 1 Edy Rahmayadi - Musa Rajekshah adalah Pasangan Muslim-Muslim, sementara Paslon 2 Djarot-Sihar adalah Pasangan Muslim-Non Muslim.
Adalah Ade Darmawan, yang mengklaim dirinya Ustadz ini adalah Ketua Organisasi Baitul Muslimin Indonesia, sebuah Underbow Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ). Walaupun terdapat banyak ayat di Al Qur'an yang melarang memilih pemimpin Kafir, tapi "Ustadz" yang juga mengelola travel umroh ini ngotot mengusung kafir sebagai pemimpin. Bahkan, Ade Darmawan sampai sanggup berucap, "Memilih Djoss adalah Jihad" demi meyakini masyarakat Sumut agar tidak ragu memilih Paslon Djoss. Ia tega membohongi Ummat demi tercapainya tujuan.
Tak cukup sampai disitu, Ade Darmawan sebagai pemimpin organisasi sayap PDIP tersebut, mungkin dibebani target memenangkan Djoss. Sehingga ketika Cagub nomor 1 Edy Rahmayadi tertimpa fitnah stroke, Ia justru turut menyebar fitnah dan menjaga fitnah itu tetap hangat.
Tak tanggung, demi meyakini masyarakat. Ade Darmawan memberikan sejumlah fakta bodong demi menyudutkan pak Edy. Ade Darmawan ngotot mengatakan Pak Edy berobat di Malaysia. Darimana dia tahu ? Selain mencampuri urusan pribadi orang lain, yang jelas hal ini tidak dibolehkan dalam Islam. Pun, berangkat Umroh juga bisa Via mana saja. Ada Via Kuala Lumpur-Jeddah, Singapore-Jeddah, Kolombo-Jeddah, jarang sekali ada penerbangan yang langsung Medan-Jeddah. Seperti bukan pengusaha travel umroh, Ade Darmawan membohongi dan membodohi publik.
Tapi sudahlah, kita dapat memahami posisi Ade Dermawan. Sebagai Ketua Baitul Muslimin Indonesia, sebuah Organisasi Sayap PDI Perjuangan, Ade memang dibebani target oleh partai. Tinggal lagi saya bingung, Ade ini layak disebut "Ustadz" atau lebih pantas sebagai "Petugas Partai", sama seperti paslon yang diusungnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H