Tahukah Anda? Tidak semua tablet oleh digerus loh!
Ada beberapa tablet yang bila digerus akan berdampak pada kurangnya efektivitas obat atau bahkan obat tidak dapat bekerja sama sekali.
Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa tablet tersebut tidak dapat digerus?
Cara yang paling mudah yaitu bisa dilihat pada jenis tablet dari kemasan tablet, biasanya tercantum pada kemasan strip atau boxnya. Ada beberapa jenis tablet yang perlu diketahui:
- Tablet biasa
Dikemasan akan tertulis 'tablet atau kaplet'. Jenis tablet ini tentu saja boleh digerus. Contohnya: Paracetamol.
- Tablet kunyah (cheweble tablet)
Tablet ini boleh banget digerus. Bahkan tablet ini seharusnya dikonsumsi dengan cara dikunyah, tetapi banyak masyarakat yang belum sadar akan hal ini. Tablet jenis ini tentu saja sangat boleh digerus. Contohnya: Antasida dan obat maag.
- Tablet salut selaput (film coated tablet)
Tablet yang dilapisi lapisan penyalut tipis. Umumnya, tablet ini dibuat dalam bentuk salut film atau salut selaput dikarenakan ada masalah terhadap zat aktifnya. Bisa karena warnanya yang kurang menarik, rasanya yang pahit sehingga ditutup dengan lapisan salut agar rasa pahit tidak langsung terasa di lidah saat dikonsumsi atau masalah stabilitas zat aktifnya. Bisa jadi zat aktifnya tidak tahan cahaya atau udara. Jadi digunakan salut untuk meningkatkan stabilitas obat. Umumnya, tablet jenis ini masih boleh digerus. Asalkan tidak terlalu lama penyimpanannya dalam bentuk serbuk. Contohnya: Ciprofloxacin HCL.
- Tablet salut gula (sugar coated tablet)
Tablet ini biasanya dibuat karena rasanya yang sangat pahit sehingga untuk menutupi rasa pahitnya digunakan salut gula yang rasanya manis. Biasanya salut gula digunakan untuk obat yang rasa pahitnya sudah tidak dapat ditutup dengan salut film. Obat ini boleh digerus tetapi rasa pahitnya akan sangat mengganggu, maka dari itu pertimbangkan rasa pahit yang akan muncul bila ingin menggerus obat ini. Contohnya: Nystatin.
- Tablet salut enteric (enteric coated tablet)
Obat salut enteric dibuat secara khusus agar obat tersebut tidak hancur di lambung seperti sebagian besar obat lainnya, obat jenis ini ditujukan agar obat hancur di usus. Tablet seperti ini sangat riskan untuk digerus. Bahkan Sebagian besar tablet jenis ini tidak boleh digerus karena mengurangi efektivitas atau bahkan menghilangkan efektivitas obat. Ada beberapa tujuan mengapa dibuat tablet salut enteric, yaitu yang pertama, bertujuan untuk meningkatkan keamanan pasien. Beberapa obat dibuat salut enteric agar hancur di usus karena umunya obat tersebut dapat mengiritasi lambung pada penggunaan jangka panjangnya, seperti Natrium Diklofenak. Beberapa obat Natrium Diklofenak didesain dalam bentuk salut enteric. Alasan kedua yaitu karena memang tujuan pembuatan tablet salut enteric adalah kerjanya di usus bukan di lambung atau tidak harus diabsorpsi di lambung, contohnya Bisacodyl sebagai obat sulit buang air besar. Tujuan utamanya adalah membuat usus berkontraksi agar feses dapat keluar sehingga obat harus hancur di usus. Alasan ketiga yaitu zat aktif obat ini tidak tahan terhadap asam lambung. Jika terkena asam lambung, maka obat tersebut akan terurai dan hilangnya efektivitas obat, contohnya Pantoprazole. Meskipun Pantoprazole adalah obat sakit lambung, tetapi obat tersebut tidak tahan terhadap asam lambung bisa rusak, sehingga absorpsi obat tersebut harus terjadi di usus.
- Tablet lepas lambat (sustained release tablet) dan tablet lepas tunda (extended release tablet)
Kedua jenis tablet ini merupakan tablet yang didesain agar memiliki efek atau kerja yang lebih lama dalam tubuh. Pada sustained release tablet, zat aktif obat dilepaskan secara perlahan dengan konsentrasi yang terukur agar efek obat dalam tubuh lebih lama dengan tujuan agar pemberian dosis pemberian obat tidak terlalu sering. Efek samping obat juga langsung diturunkan. Sedangkan extended release tablet, zat aktif obat akan dilepaskan tertunda dan terlarut atau terdisolusi secara perlahan di dalam saluran cerna, meskipun dalam konsentrasi yang tidak terukur. Tujuannya sama seperti sustained release yaitu memberikan efek obat yang lebih lama. Maka dari itu, kedua jenis obat ini tidak boleh digerus, dan apabila digerus maka efek atau kerjanya menjadi hilang. Contohnya: Rhinos SR.
- Tablet sublingual dan bukal
Cara minum kedua jenis obat ini tidak dengan cara ditelan. Untuk tablet sublingual diminum dengan cara meletakkan di bawah lidah dan dibiarkan sampai tablet hancur lalu terserap. Sedangkan untuk tablet bukal digunakan dengan cara meletakkan tablet di antara gusi dan bibir. Kedua tablet tersebut dibentuk sedemikian rupa karena beberapa faktor. Umumnya adalah masalah absorpsi tablet yang buruk dalam saluran cerna, berkurangnya efektivitas di saluran cerna, dan absorpsi yang jauh lebih baik di bawah lidah atau di antara gusi dan bibir. Tablet ini boleh digerus asalkan penggunaannya tetap di bawah lidah untuk sublingual dan di antara gusi dan bibir untuk bukal, yang penting tidak langsung ditelan, namun sebaiknya jangan digerus. Contohnya: Farsorbid.