Lihat ke Halaman Asli

Ini yang Bahaya

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini yang bahaya

Sudah entah seberapa lama aku kecanduan chatting, yang pasti belum sampai sebulan. Dan apa yang terjadi. Aku menemukan hal yang tak terduga. Sosok lelaki berparas chinese mix melayu. Aku berpikir ada yang aneh dengan raut wajahnya. Bagiku ada unsur sendu, sejuk, misterius, cuek, tapi bisa membuatku betah berlama-lama memandangi wajah itu di foto akun skype miliknya, ya dia dengan sendirinya memberikannya kepadaku, tanpa aku minta. Bagiku wajah itu adalah wajah yang penuh keteduhan. Bisa menyejukkan hatiku. Matanya, alisnya, hidungnya, bahkan bibirnya yang penuh pesona mampu menggulingkan kesadaranku. Aku hanyut dalam imajinasi liar. Lelaki berpose setengah badan dengan telanjang dada. Meski tak begitu sempurna bak atlet binaraga, itu sudah lebih dari cukup membuatku tergila-gila. Payah… aku meleleh…

Oh tuhan… lelaki yang mengaku dirinya berkebangsaan singapura, semakin membiusku dengan suara lirihnya yang magic. Suara yang bisa menerbangkan nyawaku. Aku terusterang menikmati perjalanan ini. Aku berharap bisa belajar dan memperbaiki bahasa inggrisku dengan cara sering chatting dengannya. Huhuhu… hanya itu niatku. Urusan dia orang baik-baikataupun bukan aku tak perduli. Aku kira dia adalah guru bahasa inggrisku yang efektif. Kami sering voice chatdan kami tak pernah menampakkan batang hidung kami.

“ come on babe, turn on your cam, lets me know your face, plisss…”

“ ….” Awalnya aku enggan, namun excited semakin mengalahkanku. Akupun menyalakan camera.

But, tidak serta merta aku berani muncul didepan kamera. Aku ngumpet, aku tak sempat kelihatan olehnya. Untung pikirku. Akupun mematikan kamera lagi. But yang tak aku sadari, foto profilku yang memang foto asliku. Hemmms… it’s ok.

“ now, why u didn’t turn on your camera??”

“ sorry babe, actually my cam was broken so I can’t do it...”

“….” Nothing.

Selama vhoice chat aku hanya bisa jawab, yeah, no, yes, really, thanks, of course, sure, not clear the voice, plis type, write, y I can hear u, poor connection, dan yang pasti ok. Hehehe just itu…

Selama vhoice chat selain aku yang serba pasif, tentu saja aku tak mengerti maksudnya, karena dia melafalkannya dengan cepat. Sementara kemampuan bahasa inggrisku tak lebih baik dari anak SMP. Ya akhirnya aku ketik saja please type. Untung saja dia mengerti kekuranganku, dan dia tak mempermasalahkan bahasa inggrisku. Kalau ditulis aku bisa mengerti, karena ada waktu untuk mencari tahu arti dari kalimatnya. meskipun kebanyakan harus membuka kamus/google translate terlebih dahulu. Hehehe… beginilah yang namanya belajar.

Ada beberapa hal yang menghantui pikiranku. Diantaranya, foto dia yang membuatku bertanya… itu bukan foto hand made, alias bukan foto jepretan tangan dia sendiri. Fotonya dia seperti hasil jepretan tangan professional, apalagi pose dia yang memang benar-benar beda. Like a professional model. I think. But biarlah, aku masih, menikmati. Aku awalnya heran, mengapa dia menyapaku dengan kata “babe” bukankan itu padanan makna katanya dengan “sayang” tapi aku tak berani menanyakan padanya, pikirku mungkin itu hal yang biasa untuk orang asing, yach meskipun Cuma dari Singapore. Hehehe…

“ babe I like your sexsy voice…”

“ really??”

“ y…” uhhhh suaranya….

“ thanks. But I’m like your voice too. It’s make me comfort…” sambil senyum2 sendiri cengengesan.

Bla bla bla… betapa senangnya hatiku, bisa kenalan sama lelaki luar negeri yang mau ngajarin bahasa inggris kepada seorang gadis desa pengangguran sepertiku. Ohhh… mana dia guantengnya buanget buattku. (menurutku pribadi itu). Untuk khayalan-khayalan manis yang terlalu indah aku tak berani membayangkan. Mana mungkin orang “sewah” dia mau serius sama gadis kampungan. Sudah cukup dia jadi guru bahasa inggrisku saja.

“ what is your job??”

“ I’m a junior manager in a firm. U?”

“ I’m a unemployment… heheh…”

Tetapi yang jadi niat pertanyaanku, maksudku hanya bertanya dalam hatiku, mengapa seorang junior manager begitu leluasa online jam segini. Apalagi dia sering sekali online. Ya, maksudku apakah sebegitu enaknya menjadi seorang junior manager? Padahal kata orang-orang semakin tinggi jabatan, maka semakin besar tanggung jawab, semakin berat pekerjaan dan semakin lebih semuanya. Emm mungkin aku lebih memihak positif thinkingku yang bersuara lantang. Mungkin pekerjaannya memang tak begitu membutuhkan dirinya saat ini. Terus lagi biasanya kan orang “gede” lebih milih-milih orang yang “gede” juga, tapi ketika aku katakan keadaanku yang sebenarnya, kalau aku seorang gadis desa dan pengangguran, dia tetap sering chatting denganku. Hohoho… kemana-mana nich mikirnya.

“ I’ll go to Indonesia next February…”

“ really…, where in Indonesia…” huhhh… cenengnya hatiku, namun aku tersadar, gak mungkin dia mau menemuiku disebuah desa.

“ Jakarta, bali… else. I want to meet u babe…”

“…. Ohya??” hemmms seperti terbang.

“ yeah…”

“ but I live in village and it is too far from Jakarta or bali… “

“ it’s oke, I think village’s journey is wonderful too…” uh jawabannya bikin aku ngiler, soalnya kelewat lebar senyumku.

Beberapa kali juga dia sering memberikan aku emot kiss. Hems, meski aneh bagiku, aku tak langsung menyinggung hal ini kepadanya. Pikirku, mungkin ini emang budayanya dia, dan hal itu sudah dianggapnya biasa. So hanya berlalu.

Lama-lama, semakin lama, aku semakin penasaran dengan orang yang sering online ini. Katanya seorang manager, tinggal disebuah apartment mewah, apalagi tinggal di negara superpolitan singapore. Uh pasti waktu adalah uang, tapi mengapa orang ini malah masih sempat online. Aku teliti, terawang, pelototin fotonya, nah ada sebuah tulisan merk sebuah baju terkenal. Wah aku semakin penasaran. Siapa sebenarnya orang ini?? Dugaanku nih pasti bukan foto asli dia. Tapi pasti foto orang lain, seorang foto model. Toh aku diperkuat dengan sebuah alas an dimana dia tidak mau menampakkan dirinya didepan kamera. Setelah aku pelototin, aku menemukan sebuah tulisan dibajunya. Aku coba ketik huruf-huruf itu di google. But… aku menunggu dan masih menunggu. Maklum, loadingnya lemot, superlemot malahan. Dan akhirnya… ketemu. Oh ternyata itu adalah sebuah merk pakaian, topi dan atribut sejenisnya. Kok yangmuncul malah gambar-gambar produk bajunya saja. Tidak ada wajah modelnya yang ganteng. Huhhh… gak ketemu.

“ babe…I wanna hug u tight” plus emotikon kiss.

“……” penuh tanda Tanya.

“ Babe I love u, I like u, emmuaachh…. “

“ ….????? ” dalam hati ihhhhhh, geli. Pasti ini orang gak bener nich.

What??? Gila. Hehehe…

“ I don’t believe it “ kataku.

“ why??”

“ bla bla bla… “ aku ketik panjang lebar alasan-alasanku sebagai wujud pemikiran gadis desa yang polos.

Hahaha, aku semakin tidak yakin kalau foto itu memang dirinya. Uhhh…. Gimana caranya aku menemukan kebenaran ya??

“ would you like to lets me see your another picture??”

“ u mean, u ask me to give you my picture??”

“ ya….” Dalam hati bersemangat….

“ oke babe” plus emotikon senyum dan kiss. Uhhh dalam hati risih juga.

Menunggu file yang dikirimnya uh semacam menunggu hujan di musim kemarau. Lamanya.

“ until now I cant see your picture…”

“… ok … “ tetep saja pakai emotikon 2 kiss.

“ is that your best picture?? “ celotehku sembari menunggu ditengah kekurangsabaranku.

“ I’m not sure… “ nah kali ini dia baru pakai emotikon sad alias sedih bin murung.

Sempat beberapa percakapan sebelumnya aku bertanya padanya, tentang sesuatu hal hal yang agak berani. Bahasa indonesianya begini, apakah kamu berpikir kalau aku adalah gadis murahan?? Dia menjawab, bukan, bukan. Mengapa kamu berpikir seperti itu?? Jawabanku, oh, ok. Thanks. It’s just want to know. Hahaha… suka membalas dengan kata-kata yang simple. Abisnya memang karena gak bisa bahasa inggris. Oops…

“ what do you think??”

“ ok.”

“ are you dislike?? You didn’t give a coment”

“actually I don’t like with your picture, but hemmms…”

“ you didn’t like my picture but you say hemmms…”

“ yeah…”

Hemmms?? Mengapa komentarku hemmms setelah kata tidak suka?? Ya karena memang aku rishi. Setelah aku buka filenya, dan aku melihat apa yang aku lihat. Foto orang yang sedang melihat dirinya di depan cermin. Dan orang tersebut di foto oleh orang lain. Foto dengan sebuah topi abu-abu cool di kepala. Namun tetap dengan dada telanjangnya. Bagaimana aku tidak berkata hemmmss, padahal jelas-jelas aku tidak suka dengan posenya. Eh, tunggu tapi aku akui juga, keren lah.

“ why you didn’t wear clothes??”

“ no, I wear shorts down…”

“ really??” dipikirnya aku bego’ apa, jelas-jelas telanjang setengah badan gitu, jelas-jelas gambarnya di potong sepinggang, jelas-jelas itu gambar orang gak pakai sehelai benang pun. Aku tahu itu.

Pernah dia menjawab pertanyaanku, ketika diawal-awal kenal. Dia bilang dia berusia 23 tahun, namun setelah aku berkata bahwa usiaku 24 tahun, dia lalu menjawab akhir tahun ini dia sudah 24 tahun. Hohoho, awal yang negative. Namun saking aku ingin belajar bahasa inggris, aku pun cuek dengan hal itu.

Ketika suatu sore yang sedang hujan, akupun sempat menyinggung hal itu padanya.

“ I think rainy is so romantic”

“ yeah, I think so “

Hah, gak disangka gak dinyana, topic pembicaraan mengarah ke hal-hal yang membuatku illfeel. Awalnya aku meminta dia bercerita tentang kenangan romantisnya. Ok. Dia lalu mengetik kalau dia bersama seorang perempuan baru pulang dari pesta ulangtahun temannya. Mereka masuk ke apartemennya dan lalu mengunci pintu. Tiba-tiba perempuan yang bersamanya menarik bajunya dan melompat ke titik titik titik. Dia sengaja berhenti tak mengetik lagi. Lalu aku pun merespon, “ I think u and her doing something, right??” dia lalu bertanya kepadaku “are you want me to continue??” hahaha itu sih gila, enak saja aku disuguhi cerita seperti itu. Jelas saja aku jawab “ no, don’t continue it”

Wah wah benar-benar kelewatan ya tuh orang. Ini tidak bisa di biarkan begitu saja. Aku tahu itu tidak baik. Emmsss namun aku masih ingin belajar bahasa inggris darinya.

Selanjutnya aku pernah bertanya mengapa dia tidak bekerja, dia menjawab, dia sedang break holiday. Sampai kapan?? Katanya sampai februari minggu pertama. Hah perusahaan apaan tuh, yang ngasih liburan pegawainya ampe hampir sebulan. Gila, mau makan apa?? Aku hanya berspekulasi dalam hati dan otakku yang bermantra.

“ babe turn on your camera pliss”

“ why u didn’t turn on your cam, first??” bantahku.

“ sorry my cam still broken babe. Please I wanna see you babe”

Dia merengek namun aku juga gak bodoh. Enak saja.

“ can you change your foto profile, please” pintaku padanya.

Akhirnya dia merubah foto profilnya. Emmsss. Tahu kan apa makna kata emmms setelah aku melihat foto darinya. Ya, dia masih dengan dada telanjangnya. Masih pula dengan topi abu-abunya. Namun dengan background seperti dinding kamar mandi. Hemmms ini tidak bisa dibiarkan. Jelas-jelas aku tidak bisa terima. Jelas-jelas ini tidak baik. Dan jelas-jelas pula aku tidak suka akan hal ini.

“ babe where is your picture?”

“ no, I cant. Why you didn’t wear a clothes and are u just have one hat??”

Entah karena tidak ada jaringan, ada masalah apa dengan internet saat itu, atau entah karena dia marah aku berkata seperti itu. Dia tidak membalasku. Aku pun mengetik, memohon maaf padanya dan berkata kalau itu hanya bercanda. Tak ada jawaban. Oke, akhirnya akupun sign out.

Analisisku, semua foto yang diberikan kepadaku, sama-sama telanjang, sama-sama difoto oleh orang lain, sama-sama dengan topi abu-abu, sama-sama dicrop, trus… sama-sama dalam ruangan yang sama. Pasti dia seorang model, dan itu jelas bukan foto dirinya. Itu foto orang lain.

Analisis yang semakin menggunungkan pendapat negative tentangnya, semakin memaksaku untuk menemukan bukti-bukti kebenaran tentang siapa sebenarnya sosok yang ada dalam foto itu. Kata yang pertama muncul adalah telanjang. Karena aku tidak tahu apa bahasa inggrisnya telanjang, maka akupun bertanya terlebih dahulu kepada google translate. Dan aku pun mengetiknya. Oh, aku sudah dapat kata kunci yang aku mau. Selanjutnya, tinggal searching dan browsing di dunia maya. Huh ini harus aku selesaikan malam ini juga.

Hohoho…. Mengerikan. Aku yang sebelumnya tak pernah menjelajahi area itu, kali ini bernar-benar harus bertahan dan tetap mencari kebenaran.

Hingga lewat tengah malam aku berselancar di google.

Inilah, kebanaran yang aku inginkan. Dan aku sudah menemukannya. Siapa sebenarnya pria di foto itu. Emmss tak perlu aku jelaskan disini ya, gak cukup. Kalau foto yang dia gunakan saja foto orang lain yang nota bene punya “catatan tersendiri” bagiku, tentu saja kesimpulannya, orang ini pasti tidak jauh berbeda dengan hal yang tidak aku sukai. Apalagi selama ini didukung dengan ucapan-ucapan dia yang tidak aku sukai dan tentu saja dia tidak jujur.

So….

Aku langsung memblokir akun orang tersebut. Good bye, masih banyak guru bahasa inggris yang lebih baik dari pada kamu. Hehehe dari pada aku kena tipu daya yang macam-macam, ngeri juga dong. ini keputusan yang tepat. Beware!! predator seks online

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline