Lihat ke Halaman Asli

Harga Mati: Energi Masa Depan Adalah Energi Terbarukan

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Saat ini Indonesia sudah bukan lagi anggota OPEC alias negara pengekspor minyak bahkan dikatakan bila Indonesia sekarang telah menjadi negara pengimpor minyak. Tentu ini suatu hal yang merisaukan kita karena makin banyak subsidi yang dibutuhkan untuk sektor energi ini.

Karena itu perlu dari sekarang kita memikirkan Energi untuk masa depan bangsa. Tentu saja Energi Masa Depan adalah Energi yang terbarukan artinya bisa diolah sendiri dan bukan dari sumber dari fosil. Beberapa waktu tahun lalu tentu kita mendengar adanya alternatif energi yaitu bio diesel dari biji tanaman jarak. Sayangnya ketika presiden berganti kebijakan ini tidak berlanjut.

Saat ini negara yang sukses menjalankan energi alternatif adalah brazil dengan Bio Ethanolnya. Ini tentu disesuaikan dengan keunggulan negara masing2. Dalam hal ini Brazil mempunyai keunggulan dengan melimpahnya tanaman Tebu. Kemudian Tanaman Tebu itu akan diolah menjadi Bio Ethanol.

Makanya untuk menentukan energi masa depan suatu negara harus melihat potensi yang dipunyai Bangsa tersebut.  Kita harus belajar dari Kegagalan bio diesel dari minyak biji Jarak yang salah satu sebabnya adalah disebabkan kita harus mengubah kultur menanam tanaman jarak yang hanya dibuat untuk pagar tanaman secara liar menjadi harus dibudidaya.

Untuk itu kita perlu melihat potensi yang ada misal kita melihat potensi membuat bio ethanol dengan  tanaman singkong yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia.   Apalagi di Indonesia, singkong memiliki arti ekonomi terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang lain. Apalagi singkong merupakan jenis umbi-umbian yang tumbuh di daerah tropis yang merupakan sumber energi paling murah sedunia.

Proses pembuatan ethanol dengan bahan baku dari singkong pun relatif lebih mudah dengan memanfaatkan ragi tape sudah bisa menjadi ethanol.  Sayangnya hal ini tidak diperhatikan oleh pemerintah kita saat ini.  Jadi yang perlu diperhatikan adalah perhatian pemerintah, regulasi dan teknologi pengolahan yang lebih canggih dan bisa menghasilkan produksi massal dan itu tidak mustahil bisa diaplikasikan dalam waktu dekat kalau ada tekad dari pemerintah.

Selain melihat potensi suatu negara tentu kita juga harus melihat sesuatu yang "out of box" untuk menemukan solusi energi alternatif yang mudah dan murah. Mungkin suatu saat kita bisa bayangkan membuat gym dengan sepeda kayuh statis dimana dibangun gratis oleh pemerintah dan boleh digunakan semua warga dengan cukup mengayuh pedal sepeda statis dng kecepatan tertentu yang akan memutar turbin generator secara bersamaan. Jadi olahraga gratis , warga sehat, pemerintah pun bisa dapat energi listrik darinya.

Atau mungkin suatu saat kita akan menemukan mesin pengumpul gas kentut. Dimana orang orang yang mau kentut bisa mampir di mesin ini untuk dikumpulkan gasnya kemudian diolah menjadi bio gas. Atau kalau ekstrim mungkin kita bisa mengolah air kencing menjadi bio energi  baru? Kalo ini bisa tercapai maka kita tidak perlu bayar saat kencing di tempat umum bahkan kita akan dibayar.. :D

Tapi yang menjadi pertanyaan kita sekarang seriuskah pemerintah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline