INDONESIA sebagai negara yang memiliki berbagai macam budaya, etnik maupun golongan keagamaan mampu hidup harmonis dengan semangat jaman untuk cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa.
Selain keanekaragaman budaya, suku, etnik, maupun golongan. Adapula perbedaan yang dimiliki oleh individu dalam masyarakat kita, salah satunya perbedaan minat. Minat didefisinisikan sebagai hal yang melekat dalam diri yang bersifat pribadi sehingga dapat mendorong seseorang untuk cenderung melakukan sesuatu, terus-menerus.
Salah satu minta yang populer saat ini adalah minat baca yang dimiliki oleh individu dalam masyarakat. Meskipun data dari Central Connecticut State University (2016) menegaskan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 60 dari 61 Negara soal minat membaca.
Secara harfiah, membaca adalah kegiatan untuk berpikir sehingga dapat masuk dalam proses memahami, mengenali kemudian menafsirkan simbol-simbol yang dapat menciptakan sebuah arti.
Manfaat dari membaca selain mampu meningkatkan kecerdasan dan kualitas diri seseorang juga sebagai tahap untuk memiliki pengetahuan baru, memperkaya kosakata, menganalisa sesuatu yang akan dielaborasikan dengan bahan bacaannya, dan masih banyak lagi dampak baik yang diperoleh jika sering membaca.
Kentungan yang didapatkan dari membaca dapat dijadikan rujukan atau motivasi diri dan masyarakat pada umumnnya guna menjadikan membaca sebagai suatu aktivitas bahkan rutinitas keseharian di sela waktu kosong.
Lalu apa yang menyebabkan minat baca orang Indonesia masih rendah dan amat memprihatinkan seperti data yang telah disebutkan sebelumnya? Apakah karena karakter kita yang masa bodoh dengan ketidaktahuan?
Mungkin hal inilah yang menjadi inisasi munculnya komunitas-komunitas yang bergerak dalam bidang literasi. Dengan tujuan meningkatkan minat baca warga demi memperbaiki kondisi kebangsaan. Benar bahwa bila dengan membaca kita dapat mengetahui sesuatu yang sebelumnya belum di ketahui.
Slogan "Buku adalah jendela dunia" seringkali menjadi kalimat simbolis dalam setiap gerakan sosial komunitas-komunitas literasi saat ini. Padahal artikel dalam website daring juga perlu dan penting dijadikan bahan referensi yang kredibilitas informasi yang telah teruji.
Menyinggung persoalan minat, otomatis akan mengarah pada apa yang telah melekat dalam diri seseorang yang dikembangkan oleh potensi dirinya. Tujuan awal komunitas literasi memang perlu juga untuk disoroti.
Pernah suatu ketika, sbudayaya berdiskusi dengan Kepala Perpustakaan Kampus di Makassar, beliau menyampaikan bahwa buat apa mengintervensi sebuah minat, termasuk minat membaca. Sebuah minat yang dimiliki tanpa ada dorongan dari luar pun seseorang akan mengembangkan potensi yang dimiliki.