Lihat ke Halaman Asli

Saran untuk Kapal Pelni

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hari menjelang dan setelah mudik adalah masa panen bagi kapal Pelni. Selain kapal Pelni, masa menangguk keuntungan berlipat juga dialami oleh hampir semua moda transportasi di segala matra, darat laut udara.

Kali ini, kita mengarah sedikit pada kapal Pelni. Sebagai perusahaan plat merah, Pelni memiliki keutamaan dibanding usaha angkutan milik swasta atau milik pemerintah yang lain. Selain kapalnya lebih besar, modern, indah dan wah, juga pilihan mengutamakan Pelni sebagai alat angkut menuju berbagai pelabuhan di tanah air adalah pilihan yang masuk akal, mudah dan terjangkau secara ekonomi.

Hanya saja melihat kian membengkaknya armada pesawat terbang di sejumlah rute yang sebelumnya dilayani oleh pelni menjadi ‘ancaman’ serius, menyedot calon penumpang yang sedianya seperti biasa naik kapal pelni. Pelni wajib berbenah, konsep pelayanan pada penumpang seperti yang ada sekarang sudah cukup baik pada item tertentu.

Namun kiranya akan lebih baik lagi, bila ada kehendak atau strategi besar pihak manajemen dalam menghadirkan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan penumpang. Sejumlah langkah itu misalnya :


  1. Hadirkan manajemen senyum, selama ini pihak manajemen kurang mendayagunakan energi senyum, latihlah semua kru di atas kapal (dari pangkat terendah sampai tertinggi) untuk melayani dengan lebih tulus lagi dan memandang bahwa para penumpang adalah bagian dari keluarga besar Pelni yang perlu “dipikat hatinya”.
  2. Terapkan model kartu berlangganan, jerat penumpang potensial dengan sistem berlangganan, jadi katakan seseorang dengan mobilitas tinggi, dalam sebulan punya urusan antara kota Baubau dan Makassar atau Makassar Jakarta, bisa sampai 3 atau 5 kali pulang pergi, maka pada penumpang seperti ini dapat dirangkul dengan menawarkan diskon sekian persen. Ini penting untuk mencegah mereka berpindah pada maskapai penerbangan lain yang cerdik merayu dengan menurunkan harga sewa dan memberi diskon macam-macam sehingga kian terjangkau.
  3. Ciptakan kesan bahwa berlayar dengan pelni, penumpang akan merasakan sensasi berlayar di atas kapal pesiar. Pelni punya kemampuan untuk itu. Bahwa sebagai negara kepulauan dengan lautnya yang indah, ada satu tempat berwisata yang dilupakan oleh konsumen tanah air, yaitu berlayar dengan kapal Pelni. Konsep Wisata Kapal perlu digarap serius secara modern dan kompetitif.
  4. Harga barang-barang kebutuhan penumpang yang dijual pada toko di atas kapal, sebaiknya jangan mengenakan tarif berlipat yang terlalu besar. Bolehlah berbeda dengan harga di darat namun akan lebih cerdas lagi jika Pelni berkenan melakukan terobosan dengan menetapkan harga yang tidak terlalu berjarak dengan di darat. Ini penting guna memberi kenyamanan pada penumpang, dan untuk mencegah penumpang agar tidak membeli semua kebutuhannya terlebih dahulu di darat sebelum naik ke atas kapal, karena semua telah tersedia di atas kapal. Dengan begitu pelni dapat menjaring sebagian besar alokasi belanja penumpang bila menetapkan kebijakan harga terjangkau di atas kapal.
  5. Perbaiki semua fasilitas seperti kamar mandi, wc, tempat tidur dan sarana lain yang berkaitan dengan kebersihan kapal dan kenyamanan penumpang.
  6. Pelni harus konsisten dengan aturan yang dibuatnya sendiri, patuhi segala ketentuan yang tertera dalam syarat dan ketentuan berlayar sebagaimana tercantum dalam tiket penumpang.
  7. Perbaharui konsep hiburan di atas kapal, perbaharui konsep keberadaan bioskop kapal, mengapa letaknya terlalu di bawah (dek dua), lalu hadirkan film-film yang bermutu dan menarik semua kalangan untuk menontonnya. Mengenai ruangan musik (kafetaria), bolehlah para biduan itu tetap menyanyi (malah kalau perlu penyanyinya ditambah), namun akan lebih jitu lagi bila sesekali mempersembahkan yang berbeda, misalnya pagelaran seni seperti tari-tarian daerah, pameran lukisan atau seminar-seminar bisnis yang mensyaratkan kehadiran penumpang sebagai peserta. Ajaklah mitra usaha dari perusahaan2 yang berminat membidik penumpang sebagai target sosialisasi bisnis yang menguntungkan semua pihak. Misalnya seminar motivasi di atas kapal, atau seminar lain yang bersifat konstruktif.
  8. Maksimalkan ruang-ruang yang memungkinkan di atas kapal sebagai sarana beriklan bagi perusahaan tertentu yang ingin memasarkan produknya. Penumpang pelni adalah pasar yang potensial.
  9. Jika memungkinkan sediakan satu ruang perpustakaan buat penumpang dengan buku-buku yang representatif.
  10. Berilah satu ruang khusus pada waktu yang telah ditentukan, dimana setiap penumpang dapat mengemukakan saran, kritik dan harapannya pada manajemen PT. Pelni. Mungkin sebagai langkah awal, kegiatan ‘dengar pendapat’ dengan penumpang dapat dilakukan di mushallah kapal yang relatif luas dan sanggup menampung penumpang dalam jumlah besar.
  11. Maksimalkan keberadaan kotak saran di lokasi yang mudah diakses oleh penumpang.
  12. Perhatikan kebutuhan dasar penumpang terutama sekali makanan yang disajikan, saya teringat dengan salah satu kapal milik perusahaan swasta untuk rute yang sama, mereka relatif sanggup menyuguhkan hidangan yang “terlihat dan terasa lebih” dibanding Pelni. Barangkali kita lupa bahwa makanan adalah elemen pemikat yang tak bisa dipandang sebelah mata guna mencengkeram kesetiaan penumpang pada Pelni.
  13. Selain poliklinik, jika memungkinkan, di setiap dek, tersedia satu pos pelayanan kesehatan yang lebih kecil, sehingga penumpang tak perlu bersusah payah naik ke lantai atas. Tentu ada pengecualian, bagi mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan tambahan, dapat diarahkan ke poliklinik sebagai rumah sakitnya kapal.
  14. Tegakkan aturan yang tegas pada calo dan oknum tertentu di pelabuhan tertentu yang menyusahkan penumpang.

Terima Kasih banyak dan selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

(Penulis adalah penumpang setia Kapal Pelni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline