Lihat ke Halaman Asli

Bung Karno: Serba Angka 6 (113 Tahun Bung Karno)

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari ini kita memperingati Hari Ulang Tahun Presiden pertama RI, Pemimpin Besar Revolusi Indonesia, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Bung Karno. 6 Juni 1901, Putra Sang Fajar Lahir. 44 tahun berlalu sejak wafatnya pada tahun 1970, Bung Karno tetap hidup di hati rakyat Indonesia. Jika kita memperhatikan sejarahnya, Bung Karno identik dengan angka 6. Lahir tanggal 6, bulan 6, dan berkuasa hanya selama 6 tahun.

Benar, Bung Karno hanya berkuasa selama 6 tahun. periode masa pemerintahannya dinamakan Demokrasi Terpimpin. Sesuai dengan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959. Sejak saat itulah Bung Karno memerintah. periode 1945 sampai 1959, Bung Karno hanya menjadi simbol kebangsaan. Hanya sebagai Kepala Negara. Tetapi sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Bung Karno menjadi Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan.

14 TAHUN HANYA SEBAGAI KEPALA NEGARA

Sejak terpilih secara aklamasi menjadi Presiden pertama RI, Bung Karno awalnya merangkap dua jabatan tersebut (Kepala Negara & Kepala Pemerintahan). Berdasarkan UUD 1945, Republik Indonesia menganut sistem Presidensil. Namun Bung Hatta mengubahnya. Dengan mengeluarkan Maklumat X pada November 1945, partai politik banyak yang berdiri. Sekaligus mengubah sistem pemerintahan menjadi Parlementer. Sutan Syahrir menjadi Perdana Menteri RI pertama.

Ada dugaan bahwa ini merupakan konspirasi antara Bung Hatta & Syahrir yang kurang menyukai Bung Karno. Dengan dijadikannya Bung Syahrir sebagai Perdana Menteri. Itu merupakan "KUDETA HALUS". Kudeta yang dilakukan Syahrir secara rapi dan lembut. Sejak saat itulah, Bung Karno tidak berkuasa di dalam pemerintahan. Ia hanya sebagai Kepala Negara.

Awal 1950 saat KMB berlaku, RI dimasukkan ke dalam RIS (Republik Indonesia Serikat). Bung Karno kembali menjadi Kepala Negara. Sistemnya juga Parlementer dan bentuknya Federasi. Bung Hatta menjadi Perdana Menterinya. Setelah RIS bubar dan kembali menjadi NKRI, Bung Karno tetap sebagai Kepala Negara. Dengan UUDS, sistemnya tetap Parlementer.

9 tahun Perdana Menteri berganti-ganti akibat keguncangan politik. Setiap PM tidak bisa maksimal bekerja karena selalu dijatuhkan oleh Parlemen. 9 tahun dari tahun 1950 sampai 1959, rakyat Indonesia diombang-ambing ke dalam kepentingan parpol. Para elit parpol sibuk dengan urusan golongannya.

Hal itu membuat Bung Karno geram. 14 tahun ia hanya menjadi Kepala Negara namun tidak bisa berbuat banyak. Bung Hatta pada 1956 pun mundur sebagai Wakil Presiden karena ia merasa tidak punya kontribusi berarti dalam pemerintahan. Akibat sistem yang berlaku saat itu.

DEKRIT 5 JULI 1959, BUNG KARNO RESMI BERKUASA

Setalah Dekrit Presiden tersebut, Bung Karno sistem berubah menjadi Presidensil dan kembali ke UUD 1945. Bung Karno menjadi Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan. Masa kepemimpinannya disebut sebagai Demokrasi Terpimpin. Demokrasi yang tidak Liberal. Demokrasi yang terpusat di tangan Presiden sebagai Pemimpin Besar Revolusi Indonesia. Demokrasi yang dibimbing oleh "sesepuh" negara, yakni Bung Karno.

HANYA 6 TAHUN BERKUASA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline