Lihat ke Halaman Asli

Anis Sakina Kurniawati

Energy Enthusiast

Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Ketahanan Energi dan Pertahanan Negara Indonesia

Diperbarui: 1 September 2022   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Perang Rusia-Ukraina saat ini telah melewati 187 hari. Perang ini berawal dari Ukraina yang berkeinginan untuk bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau yang lebih familiar disebut dengan NATO. Keinginan ini mendapat penolakan dari Rusia dengan alasan Exixtensial threat bagi Rusia. Perang ini memiliki dampak terhadap perekonomian Indonesia. Implikasi ekonomi dan keuangan dari perang Rusia-Ukraina memiliki tiga aspek. Diantaranya tentu saja kenaikan harga komoditas global, volume dan pola perdagangan global serta berkaitan dengan keuangan. Dampak ini bisa terjadi secara langsung maupun tak langsung. Naiknya harga komoditas tercermin dari adanya lonjakan harga energi yang kemudian memberi pengaruh pada peningkatan harga. Dari sisi impor migas pun dirasakan dampaknya pada adanya kenaikan harga. Kenaikan harga migas memberi pengaruh pada kondisi fiskal karena subsidi yang perlu dibayarkan pemerintah makin tinggi.

Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga dan produsen gas alam terbesar dunia. Dengan adanya perang harga minyak mengalami kenaikan. Bahkan, harga minyak dunia jenis Brent pernah menembus level 110,8 USD per barel atau mengalami kenaikan sebesar 29%. Angka ini hampir dua kali lipat dari harga yang dipatok pemerintah dalam APBN 2022 sebesar , 63 USD per barel. Menurut Perry kenaikan harga minyak akan berpengaruh terhadap kondisi fiskal dan harga-harga di dalam negeri. Namun dampaknya juga bergantung pada kebijakan pemerintah dalam menyikapi harga energi global. Selain harga minyak, kenaikan harga gandum di pasar internasional hingga berada di level 1.119,3 USD menyebabkan munculnya problematika tersendiri bagi pelaku industri yang bergantung pada gandum import dari Ukraina, diketahui Ukraina berkontribusi 24% pasokan impor gandum ke Indonesia. Badan pusat statistik mencatat, sepanjang 2021 Indonesia mengimpor biji gandum sebesar 11,2 juta ton atau setara dengan 3,45 miliar USD.  

Berdasarkan berita yang beredar di media masa terlihat bahwa Rusia tidak gentar terhadap ancaman, serta sanksi ekonomi dan energi dari negara-negara barat. Sanksi ekonomi dari komunitas internasional yang belum dapat menghentikan invasi Presiden Rusia Vlandimir Putin memberikan gambaran bahwa Pemerintah Ukraina masih harus terus mengerahkan kekuatan pertahanannya. Rusia telah menghentikan pasokan batubara ke Polandia sehingga menyebabkan 3,8 juta rumah tangga di Polandia kesulitan untuk mendapatkan batubara yang dipergunakan untuk pemanas. Hal tersebut dikarenakan Polandia ikut serta dalam embargo batubara Rusia.

Jerman telah menghadapi ketidakstabilan ekonomi dimana harga listrik terus mengalami kenaikan. Hal tersebut diakibatkan sebagai dampak berkurangnya pasokan energi dari Rusia. Negara-negara di seluruh Eropa sedang menghadapi kemungkinan kekurangan energi listrik untuk menghadapi musim dingin yang akan datang. Kondisi krisi diperburuk dengan pipa gas Nord Stream 1 yang menyalurkan gas Rusia ke negara dengan ekonomi terbesar di Eropa akan melakukan pemeliharaan lagi. Berdasarkan kekhawatiran keterbatasan supply energi, memberi gambaran pentingnya melakukan inovasi di bidang pertahanan untuk menghasilkan peralatan-peralatan tempur cangih yang dapat mendukung operasi TNI. Digunakan untuk melindungi kedaulatan negara Indonesia termasuk pengembangan teknologi diesel mesin alutsista yang sesuai ketika digunakan bahan bakar dari sumber nabati. Memperkuat kemanan siber di Indonesia untuk menangkal berita-berita Hoax yang dapat mempengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Serta lebih cermat mengolah informasi dari media, baik dari media yang dikuasai elit barat maupun timur agar seimbang asupan informasi yang dimiliki penting dilakukan oleh Indonesia. Memperkuat kedaulatan pangan, serta energi untuk menghadapi ancaman peperangan yang mengintai. Sehingga ketika terjadi perang rakyat tetap dapat memenuhi kebutuhan pangan, air, medis nya. Optimalisasi pembangunan pembangkit listrik baik nuklir maupun energi baru terbarukan sebagai langkah untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan listrik apabila terjadi perang penting dilakukan oleh Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline