Lihat ke Halaman Asli

Askpert.id

Expert Network

Telemedicine di Indonesia: Lonjakan Pengguna dan Besarnya Potensi Bisnis

Diperbarui: 12 November 2023   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Askpert.id - Telemedicine di Indonesia menjadi kekuatan yang bisa memperluas akses layanan kesehatan. (Foto oleh Online Marketing/Unsplash)

Telemedicine (telemedis) muncul sebagai kekuatan transformatif dalam sistem layanan kesehatan di Indonesia, terutama selama masa pandemi. Layanan kesehatan jarak jauh ini telah menjadi pemain penting dalam penawaran solusi layanan kesehatan yang mudah diakses dan efisien.

Artikel ini menjelaskan apa itu telemedicine, manfaatnya, dan besarnya peluang bisnis telemedicine di Indonesia.

Apa itu Telemedicine?

Telemedicine mencakup layanan kesehatan yang cukup luas. Layanan ini memanfaatkan platform digital seperti konsultasi video, pemantauan jarak jauh, dan aplikasi kesehatan seluler. 

Pendekatan ini bisa menghubungkan penyedia layanan kesehatan dengan pasien, memfasilitasi konsultasi, diagnosis, dan perawatan dari kenyamanan rumah masing-masing.

Dilansir Primaya Hospital, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), praktik telemedicine dapat dibagi menjadi dua metode: asinkron dan sinkron. Perbedaannya terletak pada bagaimana data yang relevan untuk konsultasi online dikirimkan.

Dalam telemedicine asinkron, data pasien dikirim melalui email ke dokter, yang kemudian meninjau informasi dan memberikan diagnosis. 

Sebaliknya, telemedicine sinkron melibatkan komunikasi interaktif langsung, seperti melalui panggilan video, yang memungkinkan interaksi dan konsultasi secara real-time.

Manfaat Telemedicine di Indonesia

1. Peningkatan Akses terhadap Layanan Kesehatan

Telemedicine bisa mengatasi hambatan geografis, terutama untuk daerah terpencil di Indonesia yang sulit memperoleh layanan kesehatan berkualitas. Selain itu, telemedicine juga bisa mengatasi kurangnya jumlah dokter di Indonesia.

Menurut data Kementerian Kesehatan, saat ini, Indonesia memiliki rasio jumlah dokter dengan penduduk yang tidak merata, yaitu hanya 4 dokter per 10.000 penduduk. Angka ini jauh dari rekomendasi WHO yang sebanyak 10 dokter per 10.000 penduduk.

Secara geografis, sebaran dokter juga tidak merata, dengan lebih dari separuh jumlah dokter di Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa.

2. Peningkatan Efisiensi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline