Lihat ke Halaman Asli

Askar Iskariot

belum bekerja

Jika Hamka Hidup Zaman Modern

Diperbarui: 20 Desember 2022   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap orang adalah produk zamannya, tidak terkecuali Hamka, dirinya yang lahir dan besar saat terjadi proses revolusi masyarakat yang berproses dari bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka, dan dari bangsa tradisional mengarah ke bangsa modern, akan merasakan banyak sekali pertentangan-pertentangan antara nilai dan norma lama menghadapi nilai dan norma yang baru. Masyarakat Minang dan Sumatera Barat, tempat asal beliau, masih lekat sekali akan nilai-nilai tradisional yang matrilineal, meskipun sempat coba digoyang saat perang Paderi, nilai-nilai adat tersebut masih cukup kokoh tertanam di sana.

Hamka sendiri mengalami suatu peristiwa menyakitkan yang akan membekas lama dalam hidupnya, yaitu diceraikannya ibundanya oleh ayahnya, Haji Rasul, karena harus mengikuti adat istiadat saat itu. Itulah yang menyebabkan Hamka dalam banyak cerpen dan novelnya, sering menggambarkan pemberontakan terhadap nilai adat, perlawanan kepada aturan-aturan adat yang dianggapnya banyak merugikan para pemudanya yang ingin maju dan dinamis.

Kalau zaman modern seperti sekarang, mungkin sudah tidak relevan mengenai ide pemberontakan terhadap adat istiadat, karena sudah tidak sekaku dan seketat zaman dulu, generasinya sudah jauh berbeda, di mana para orang tua zaman sekarang, bukanlah orang tua yang masih menjunjung aturan adat, bahkan tidak sedikit yang lebih menyukai konsep demokratisasi dalam keluarga masing-masing.

Sebaliknya zaman sekarang ini, yang terjadi adalah adanya cita-cita sebagian anak mudanya yang ingin memelihara adat istiadat yang dirasakan dari waktu ke waktu semakin punah tergerus oleh modernisasi. Karena melestarikan adat istiadat berarti juga memelihara jatidiri bangsa Indonesia, supaya tetap memiliki ciri khas kuat yang membedakannya dari bangsa lain, bahkan seandainya ada klaim sepihak dari bangsa lain, seperti yang sudah-sudah, maka akan di lawan dengan gagah berani.

Kembali ke Hamka, tidak menutup kemungkinan jika Hamka lahir di zaman modern seperti sekarang, maka dirinya akan jauh berbeda, justru akan mencoba memperjuangkan nilai-nilai adat istiadat agar tetap lestari tidak punah atau dijamah bangsa lain.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline