Lihat ke Halaman Asli

Musim Penghujan, Jalan Berlubang dan Mengenaskan?

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Musim penghujan telah tiba  hampir merata di seluruh pelosok tanah air tercinta Indonesia. Banyak wilayah yang tergenang air, banjir, longsor dan jalan berlubang.  Dalam hal jalan berlubang, warga masyarakat tidak sedikit yang memberikan protes dengan memberikan tanda-tanda agar jalan tidak dilewati. Mulai dengan diberi plang, diberi pasir, tanah, dan ada pula yang sampai di tanami pepohonan, pisang misalnya.

Dampak jalan berlubang?

Dampak menggenangnya air ternyata luar biasa banyak. Mulai penyakit yang mulai mewabah, mulai batuk, pilek dan lain-lain. Tidak sedikit pula jalan-jalan yang rusak, berlubang,  bahkan seperti kubangan besar. Akibat dari rusaknya jalan berefek pada semua sendi kehidupan. Perekonomian tidak lancar, menimbulkan kemacetan, dan tidak sedikit yang menyebabkan kecelakaaan.

Harus bagaimanakah?

Dalam kenyataannya, jalan rusak sering ditambal. Tapi anehnya, hal itu tidak berumur lama. Kondisi ini harusnya memantik solusi bagi pihak terkait untuk lebih mencari solusi bagaimana agar pemeliharaan terhadap jalan benar-benar dilaksanakan. Tidak asal ditambal, tiap musim dianggarkan, yang akhirnya tidak efektif dan berdampak pada pemborosan anggaran.  Pembangunan harus dimulai dari perencanaan, apakah harus ditinggikan badan jalannya, ataukah bekerjasama dengan dinas lain yang berhubungan dengan pemberian saluran air disekitar jalan. Yang demikian memang membutuhkan waktu yang lama, namun tingkat keawetan jalan  bisa dijamin kualitasnya. Sehingga hadirnya hujan tidak berdampak serius terhadap keberadaan warga yang sering memanfaatkan jalan raya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline