Pemerintah sudah membuka penerbangan untuk wisatawan asing langsung mendarat di Bali. Diharapkan pariwisata di Bali mulai menggeliat setelah terdampak pandemi selama hampir dua tahun.
Bersamaan dengan peraturan itu berlaku, saya sedang travelling ke Bali. Pengamatan saya masih lebih banyak turis lokal yang datang ke lokasi wisata sekitar Kuta, Canggu, dan Seminyak.
Apalagi pemerintah menerapkan protokol yang ketat untuk kedatangan turis asing ke Pulau Dewata. Jika tidak memenuhi syarat wisatawan itu akan dipulangkan ke negara asalnya.
Syaratnya adalah wisatawan harus melakukan tes PCR dengan kurun waktu 1x24 jam sebelum keberangkatan dari negara asal. Lalu pengunjung juga diwajibkan untuk melakukan karantina selama 8x24 jam. Setelah itu, pelancong baru diperbolehkan melakukan kegiatan di Bali.
Peraturan baru tersebut tentu membuat wisatawan asing menambah biaya living cost lebih tinggi untuk biaya karantina 8 hari dan biaya traveling selama menetap di Bali.
Turis mancanegara sangat jarang berada di lokasi wisata dan restoran .Sudah tidak ada lagi wisatawan berjemur memakai bikini di Pantai Kuta.
Mungkin perlu dievaluasi persyaratan karantina bagi turis asing tidak hanya di hotel bintang lima tapi juga bisa karantina di hotel non bintang bagi turis yang budgetnya pas-pasan.
Lebih banyak turis lokal yang datang ke lokasi wisata dan restoran di sekitar Kuta, Canggu, dan Seminyak. Apalagi ketika saya clubbing di Finns Beach Club hampir 95 persen tamunya dari turis lokal .
Di lokasi tempat clubbing dan mau masuk mall semua tempat sudah harus chek in dengan aplikasi Peduli Lindung. Apalagi di lokasi clubbing lokasi tempat santai untuk makan dan minuman, setelah masuk di dalam club hampir 80 persen yang memakai masker dari para tamunya. Tapi semua petugas club disiplin memakai masker.
Ketika menikmati sunset di Pantai Double Six kemarin sore hampir kebanyakan wisatawan lokal yang datang dari Jakarta dan Bandung.Hiburan live musii di pantai ketika menunggu sunset juga sudah ramai dengan pengunjung.