Kawasan Kota Lama Semarang sekarang menjadi tujuan utama wisatawan lokal berkunjung ke Semarang setelah direnovasi oleh pemda Jateng.
Kawaasan kota lama ditata rapi dengan hiasan lampu-lampu arstirtik, kursi-kursi diatur rapi berjajar sepanjang jalan untuk tempat wisatawan duduk bersantai.
Luas kawasan ini sekitar 30 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, tampak bahwa kawasan ini tetap menjadi kota tua serasa terpisah dengan daerah sekitarnya yang terasa modern.
Sehingga kawasan kota tua disini nampak seperti kota tersendiri dengan julukan "Little Netherland". Sangat cocok disebut kota heritage dikelilingi suasana bangunan yang kuno dan tempo dulu tapi tetap terawat.
Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, yang dulunya kawasan bekas pelabuhan sehingga banyak kantor yang ada bekas kantor ekspedisi. Lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi yang hidup dan dimanfaatkan sampai sekarang untuk gedung perkantoran.
Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kukuh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an.
Hal ini bisa dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik.
Gedung yang paling menarik perhatian adalah gedung tua dengan tulisan Marba yang merupakan bekas gedung pelayaran di zaman kolonial Belanda.Lalu gedung gereja Bleduk dengan bentuk kubah yang unik sehingga disebut bleduk. Ada lagi tembok tua dengan hiasan akar beringin yang merambat di pohon jadi pusat untuk pengambilan foto.
Seperti kota-kota lainnya yang berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda, dibangun pula benteng sebagai pusat militer. Benteng ini berbentuk segi lima dan pertama kali dibangun di sisi barat kota lama Semarang saat ini.
Menurut widipedia, benteng ini hanya memiliki satu gerbang di sisi selatannya dan lima menara pengawas. Masing-masing menara diberinama: Zeeland, Amsterdam, Utrecht, Raamsdonk dan Bunschoten. Pemerintah Belanda memindahkan permukiman Tionghoa pada tahun 1731 di dekat permukiman Belanda.
Kota Lama menjadi unggulan tujuan wisata dan gedung Lawang Sewu di tengah kota lokasinya jadi primadona bagi warga Kota Semarang