Bagi pemakai angkutan kota di Jember, Jawa Timur nama Lin Kuning menjadi sebutan umum untuk memberi nama angkutan umum mobil berplat polisi kuning dan badan mobil yang berwarna kuning.
Lin Kuning memiliki jurusan trayek ke Arjasa, Pakusari, Kampus Tegalboto, dan Tawangalun menjadi andalan masyarakat Jember untuk melakukan perjalanan menuju pasar, sekolah, dan bekerja.
Lin Kuning yang keberadaannya sudah hampir 35 tahun menjadi andalan angkutan umum di dalam Kota Jember ini sekarang meredup karena banyak motor milik pribadi yang dimiliki masyarakat dan ojek online.
Karena itu Hasti mempunyai ide untuk membuat sopir Lin Kuning tetap sejahtera dengan mengembangkan wisata dengan angkutan kota Lin Kuning. Tujuannya adalah untuk membantu kesejahteraan sopirnya maka Tamasya Lin Kuning menjadi andalan seorang wanita entrepreneur yang memiliki berbagai macam bisnis ini.
Uniknya tujuan Hasti melakukan tamasya dengan angkutan kota berwana kuning di Kota Jember itu bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk membantu masalah ekonomi para sopir angkutan kota yang sudah meredup di Jember karena sepinya penumpang angkutan umum.
Suatu saat, timbul ide dalam pikirannya untuk mensejahterakan sopir angkutan Lin Kuning dengan cara mengajak kerja sama mengantar tamu berwisata ke beberapa destinasi tujuan wisata yang ada di Jember.
Tujuan wisata yang telah dilakukannya mulai ke Pantai Payangan, Sukorambi, Kebun Teh Gunung Gambir, Kebun Durian di Ledokombo, dan Tanoker Ledokombo.
Sebelum diajak bergabung para sopir itu mendapat training dahulu soal kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan, sampah di busng di tempat sampah, izin trayek lengkap, izin kir mobil lengkap, kondisi mesin bagus dan sopir harus memakai sepatau dan baju sopan selama melakukan perjalanan wisata mengantar tamu.
Bersama timnya, Hasti mula-mula mengajarkan sopir Lin Kuning untuk bisa menjadi pemandu wisata. Mulai dari cara berkomunikasi, hingga yang paling utama adalah etika. Bersama guide yang telah dididiknya, Hasti membuat standar kebersihan agar wisatawan menjadi nyaman.
Setelah dijalankan selama dua tahun sejak tahun 2017, Hasti (37 tahun) kini berhasil mengajak 1.000 orang peserta wisata setiap bulannya melakukan perjalanan ke destinasi wisata di Jembet terutama tujuan Sukorambi dan Kebun Teh Gunung Gambir.
Hasti tidak hanya berbisnis di bidang travel tetapi juga memiliki berbagai macam bisnis, mulai usaha kontraktor, tour & travel, interior, handycraft, spa, dan salon. Yang paling maju adalah usaha ekspor handycraft dari bahan kayu dan biji kopi.