Melihat api biru di Gunung Ijen, berselancar di tempat terpencil di Pantai Teluk Hijau, mengelilingi sudut mistis di sebuah sudut Desa Kemiren.Berjalan di sabana bersama kerbau liar di di Taman Nasional Baluran, melihati sunset yang seksi di Pulau Merah dimana Anda yakin tidak pernah melakukan petualangan seperti itu sebelumnya. Hal hebat tentang berbagai petualangan ini bisa Anda nikmati di Banyuwangi, Jawa Timur.
Banyuwangi sebagai Sunrise of Java memiliki wisata petualangan lengkap mulai naik gunung, berselancar, off road, dan wisata budaya melihat penari gandrung menari, melihat sudut desa wisata, menikmati berbagai festival yang sudah teragenda setiap tahunnya.Banyuwangi memiliki fasilitas lengkap destinasi wisata favorit mulai laut, gunung, desa wisata dan budaya yang memukau serta penginapan hotel mulai kelas bintang satu sampai hotel bintang empat.
Pilihan menginap di hotel tersedia di pusat kota, sepanjang pinggir Pantai Ketapang dan lereng Gunung Ijen dengan pemandangan sawah dan hutan yang menyejukkan mata serta asri.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menerima penghargaan dari Lonely Planet karena Indonesia masuk peringkat 7 dalam jajaran Top 10 Negara yang direkomendasikan dikunjungi pada tahun 2019 mendatang. Penghargaan telah diberikan Lonely Planet di World Travel Market (WTM) 2018 di London, Inggris. Lonely Planet adalah panduan perjalanan dan penerbit media digital internasional. Yang menggembirakan Banyuwangi masuk salah satu tujuan wisata utama Indonesia terutama destinasi favorit Gunung Ijen.
Ketika saya mendapat kesempatan berkunjung ke Banyuwangi saya memilih empat destinasi utama favorit yaitu Gunung Ijen, Taman Nasional Baluran, Desa Wisata Kemiren dan Pulau Merah diantara 10 destinasi utama di kota pisang ini.
Enam destinasi lain yang menarik antara lain: Pantai Sukamade, Pantai Teluk Hijau, Pulau Tabuhan, Pantai Plengkung, Pantai Boom, Djawatan Benculuk, Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Alas Purwo, banyak festival pilihan seperti Festival Gandrung Sewu. Beberapa tahun sebelumnya saya juga pernah menyaksikan langsung Banyuwangi Etno Carnaval yang menarik.
Gunung Ijen
Perjalanan naik gunung cukup terjal dan melewati jalan setapak berpasir. Saya sengaja jalan pelan-pelan dengan banyak istirahat maklumlah usia sudah setengah abad tidak boleh ngoyo untuk naik gunung. Alhamdullilah setelah dua jam saya bisa mencapai puncaknya dan melihat kawah Gunung Ijen yang berwarna biru tosca.
Melihat penambang belerang yang berjalan cepat naik gunung dan hanya satu jam berjalan mencapai puncak saya tidak patah semangat meskipun napas sudah mulai ngos-ngosan. Beruntung ada penambang belerang yang memberi saya tongkat kayu sehingga saya bisa berjalan sambil memakai tongkat untuk menjaga keseimbangan.
Sesampainya di puncak rasa capek langsung sirna melihat keindahan kawahnya yang berwarna hijau tosca berpadu dengan langit cerah kebiruan dan hutan hijau sekelilingnya yang masih asri.
Apalagi di pagi hari kabut tebal masih menyelimuti pepohonan sangat eksotis untuk dinikmati pemandangannya. Sebelum tiba di puncak Gunung Ijen, kita terlebih dahulu menemukan lereng gunung yang asri dengan hutan pinus yang diselimuti kabut. Di sepanjang jalan akan berpapasan dengan beberapa penambang belerang yang membawa beban di pundaknya belerang berwarna kuning dengan berat 80 kilogram. Puncak Gunung Raung dan Gunung Argopuro di kejauhan juga kelihatan dari lereng sehingga sejauh mata memandang kelihatan beberapa gunung menjulang sangat sedap dipandang mata.