Bagaimana rasanya bisa menikmati kebebasan finansial. Ini saya alami setelah memasuki masa pensiun dan tiga orang anak saya sudah lulus kuliah S1 semua serta sudah mandiri bekerja. Di kala muda memang harus kerja keras dan mengejar target untuk bisa investasi.
Bicara soal kebebasan finansial apabila tujuan keuangan yang diinginkan sudah terwujud, itu artinya Anda sudah merdeka finansial. Tapi, jangan diartikan merdeka finansial (financial freedom) punya banyak uang. Makna dari kebebasan finansial lebih dari sekadar banyak uang.
Untuk menuju kebebasan finansial ada tips dari Liswanti Pertiwi, seorang blogger yang aktif menulis tentang finance. Yaitu di kala muda dan aktif bekerja harus rajin mencatat semua pengeluaran sehari-hari dan mencek setiap bulan pos pengeluaran apa yang harus dikurangi atau dihemat.
Pos keuangan yang ideal adalah:
- zakat, sedekah, infak 5%
- cicilan hutang 20%
- dana darurat 10%
- biaya hidup 30%
- tabungan 20%
- investasi 15%
Demikian menurut Liswanti Pertiwi dalam acara Blogger Gathering yang berjudul "Bagaimana mengatur keuangan sebagai seorang freelancer," bersama Komunitas ISB dan CNI Indonesia , bertempat di Burger King, Plaza Festival Jakarta Selatan, Minggu lalu.
Blogger Gathering tersebut utamanya bertajuk "SEO zaman now" bersama Niko Riansyah. Tapi disini saya sengaja saya bahas dulu tentang meraih kebebasan finansial.
Pengalaman saya pribadi, saat masih muda saya sudah menyisihkan 30 persen penghasilan untuk investasi. Kita mendapatkan uang yang merupakan penghasilan, hitunglah seberapa besar penghematannya untuk ivestasi. Beli barang yang nilai ekonominya naik setiap tahu.
Perlu juga memiliki asuransi kesehatan dan kematian agar ketika masa pensiun sakit sudah aman dicover, tidak perlu merepotkan anak-anak soal biaya sakit.
Ingin merasakan bagaimana tanda-tanda bebas finansial ada beberapa yang perlu diketahui:
1. Dari Kesehatan sampai Jiwa Terlindungi Asuransi