Saya mengenal Mahfud MD dan berbicara langsung ketika acara peluncuran buku biografinya.Cukup lama juga kejadiannya sekitar lima tahun yang lalu , tahun 2013. Waktu itu saya sengaja datang ketika peluncuran biografinya di Toko Buku Gramedia Pondok Indah untuk menghadiri peluncuran buku berjudul "Kontroversi Mahfud MD" yang ditulis Rita Triana Budiarti.
Pada acara penanda tangan bukunya saya sengaja mengajak bicara dan dia dengan ramah berbincang dengan saya. Apalagi ketika saya mengaku berasal dari Jember, Jawa Timur yang satu kampung dengan istrinya sebagai sedulur karena sama-sama satu kampung.Ketika saya minta foto bersama diledek oleh Rita ,"Wah saudara sekampung gak bisa dilawan, "ujar Rita penulis bukunya. Sayang fotonya disimpan dalam telepon genggam yang sudah tidak bisa digunakan lagi sehingga foto saya bersama Mahfud gak bisa dilacak.
Tetapi buku yang sudah ditanda tangani oleh tulisan tangan Mahfud MD itu tetap saya simpan dan tulisannya di halaman pertama sebagai berikut ," Pro Mbak Ita.Teruslah berkarya untuk sukses masa depanmu." Kalimatnya hanya pendek tapi artinya sangat bermakna bagi saya pribadi sebagai pengagum Mahfud.
Dalam buku tersebut ada testemoni dari beberapa nama yang sekarang ramai diperbincangkan di kalangan politik sehubungan kontroversi batalnya Mahfud batal menjadi Cawapres dari Presiden Joko Widodo.
Saya sengaja tidak membahas isi buku "Kontroversi Mahfud" yang tebalnya 268 halaman tersebut. Tapi sengaja hanya mengambil kalimat-kalimat dari beberapa testimoni tentang Mahfud MD dari tokoh --tokoh politik yang sekarang masih eksis di dunia politik. Terutama tokoh Said Agil Siroj yang disesalkan oleh Mahfud karena pernyataan soal Mahfud bukan kader NU dalam buku tersebut, sengaja ditulis di bagian paling atas dari pilihan beberapa tokoh politik Indonesia.
Testimonidari Prof Dr KH Said Agil Siroj, Ketua Umum PBNU:
Di saat bangsa Indonesia kehilangan kepercayaan terhadap penegak hukum, dan kehilangan rasa keadilan tampillah seorang Mahfud MD yang memberi secerah harapan. Dia tampil memimpin Mahkamah Konstitusi dengan meyakinkan kita bahwa keadilan dan supremasi hukum masih ada di Indonesia , Negara tercinta ini.
Testimoni dari Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI
Dia adalah seorang intelektual profesional,setia pada tugasnya. Meski saya kalah di MK dalam perkara pemilihan Presiden, saya tetap merasa hormat kepada Pak Mahfud dan saya bangga padanya sebagai sesama alumni HMI.
Testimoni dari Pramono Anung, Sekretaris Kabinet Joko Widodo
Saya melihat banyak terobosan yang dilakukan Pak Mahfud . Terobosan pertamanya adalah penetapan caleg berdasarkan suara terbanyak. Ini terobosan luar biasa bagi demokrasi.