Karena penasaran dengan rasa kopi klotok yang sering dipromosikan teman-teman dan suasana tempatnya yang nyaman di kaki Gunung Merapi, Yogyakarta. Maka sewaktu ke Yogyakarta saya menyempatkan diri untuk menyesap rasa kopinya. Beruntung Enny, sahabat yang tinggal di Yogya bersedia mengantar ke lokasinya di daerah Kaliurang.
Warung Kopi Klotok ini berada di dekat areal persawahan dan bangunan utama berbentuk joglo limasan kuno. Dengan menghadap ke arah utara, membelakangi Gunung Merapi.
Jalan masuk menuju Warung Klotok dari jalan utama cukup sempit dan berliku tapi tidak mengurungkan niat pembeli yang penasaran dengan rasa kopi klotok.
Sampai di parkiran warung sudah penuh meskipun masih pagi hari. Area warung dibagi tiga bagian yaitu area depan yang terbuka adalah area paling favorit untuk menikmati menu di warung ini. Sejuk dengan pandangan mata yang terbuka luas. Area ini untuk menikmati hamparan persawahan dan Gunung Merapi. Hanya terdapat beberapa meja dan kursi saja sehingga perlu sabar menanti pelanggan yang biasanya berlama-lama di area ini dan sudah kadung posisi enak di tempatnya.
Bagian tengah lebih banyak meja dan kursi namun tempat ini yang paling sedikit peminat. Kasir dan bagian pemesanan berada di daerah ini. Ruangannya luas, terdapat beberapa ornamen klasik semacam toples, ada juga radio kuno yang menjadi penghias.
Bagian belakang atau dapur, sengaja dibuat dengan perapian tradisional dari tungku kayu bakar. Di sepanjang dinding digantung pisang kepok untuk digoreng yang menjadi andalan warung ini. Bagi yang senang dengan sensasi unik area ini sangat cocok, karena sensasi uniknya adalah makan didapur sambil melihat proses memasak pesanan pengunjung. Sambil makan bisa melihat pelayan dapur sedang menggoreng pisang yang paling laris di warung ini.
Di area dapur tersedia di meja berbagai menu dheso yang bisa diambil sendiri sepuasnya yaitu tempe goreng, tahu bacem, telur dadar, dan sayur lodeh, tempe, terong dan gorengan ikan pindang adan ayam goreng.
Warung makan yang mengusung konsep dheso ini tidak hanya menyediakan kopi. Justru menu yang paling digemari dan menjadikan keberadaan warung ini menjadi viral adalah nasi lodeh. Warung Kopi Klotok menyediakan aneka sayur yang biasa dimasak oleh ibu di rumah, antara lain lodeh kluwih, lodeh terong, lodeh tempe lombok ijo, sayur asem, dan sop ndeso. Selain itu ada juga lauk yang tak kalah ndesonya seperti pindang goreng, telur dadar, tempe garit, dan sambel yang ditaruh di cobek besar.
Setelah antre mengambil makanan, saya sengaja makan menu lodeh lengkap. Memang pas banget rasa lodehnya, tidak pedas dan rasa bumbu khas Jawanya sangat terasa. Setelah kenyang makan nasi lodeh saya cukup kaget dengan harganya yang murah. Hanya membayar Rp 11.500 unruk makan sepuasnya sayur lodeh dan tempe. Harga akan bertambah kalau makan ayam goreng.
Bersama sahabat, Enny Nugraheni, kami mendapat meja di bagian area tengah. Bagi yang tidak kebagian tempat duduk terpaksa makan di halaman luar ruangan beralas tikar. Suasananya mirip seperti orang-orang yang sedang piknik. Terlebih lagi, ada hamparan sawah di depan mata yang jadi pemandangan selama makan di sana.
Jika tidak ingin makan berat, Warung Kopi Klotok memiliki menu andalan yaitu pisang goreng. Perlu kesabaran untuk memesan pisang goreng ini. Ada nomor urut antreannya untuk memesan pisang goreng. Saya memesan hanya dua porsi tapi pesanan pisangnya baru datang setengah jam kemudian. Gara-gara menunggu pisang goreng ini, saya harus terburu-buru datang ke Bandara Adisucipto. Masih beruntung saya tidak ketinggalan pesawat, dan Enny yang baik hati sangat terampil menyetir mobilnya untuk diajak ngebut melaju ke bandara.