Banyak orang yang masih penasaran kenapa seorang Khofifah yang sudah menjadi dua kali menjadi menteri di era Presiden Gus Dur dan Jokowi masih ingin menjadi Gubernur Jatim. Dia rela meninggalkan jabatan prestesius Menteri Sosial yang diincar banyak orang di kalangan politik maupun sipil.
Ternyata Khofifah Indar Parawansa masih mempunyai hutang yang belum dilunasi di Jawa Timur. Khofifah kelahiran Surabaya tanggal 19 Mei 1965 adalah alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Airlangga Surabaya. Pendidikannya sejak SD sampai SMA dan kuliah semuanya dijalani di Kota Pahlawan tersebut.
Khofifah karena besar di Surabaya memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan penduduk Jawa Timur. Menilik program kerjanya di beberapa media online, Khofifah membidik suara kaum perempuan di Jatim. Khofifah juga berjanji memperjuangkan kepentingan kaum perempuan dan anak-anak.
"Pengalaman ini yang menjadikan saya sangat sensitif gender. Bagi saya, perempuan adalah ibu bangsa, sehingga selayaknya kaum perempuan masuk dan berperan di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Khofifah menurut detik.com
Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak telah mempersiapkan program pro-perempuan. Salah satunya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, penguatan keterampilan bagi perempuan, hingga ekonomi dan bantuan modal usaha perempuan.
Dengan program tersebut, kata Khofifah, menjadikan komitmen dirinya untuk penguatan peran dan posisi perempuan, yang akhirnya diharapkan mampu meraih dukungan suara dari perempuan.
"Karena saya perempuan, sekaligus ibu. Maka, secara konsisten saya akan berjuang untuk selalu mengakomodir kepentingan perempuan dan anak, agar hidup mereka makin sejahtera dan bahagia," tambah Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak maju Pilgub Jatim 2018 diusung oleh Partai Demokrat, Golkar, Nasdem, Hanura, PAN dan PPP.
Ditambahkan oleh tempo.com :"Begitu juga untuk lebih menajamkan pelayanan kesehatan rumah sakit di Jawa Timur sebagai 'top referal" dari layanan masyarakat Indonesia Timur, saya perlu mengumpulkan para ahli di bidangnya untuk menyiapkan aparat medik agar siap mendedikasikan dirinya dari sekadar melayani masyarakat Jatim," ujar Khofifah.
"Itulah yang kami sebut sebagai navigasi program. Di pemberdayaan Usaha Kecil Menengah atau UKM juga begitu, perlu masukan dari banyak pakar agar produk-produk UKM kita bisa lebih tahan lama di pasaran," Khofifah.
Berdasarkan data dari KPU Jatim. Jumlah DPT di Jatim sebanyak 30.963.078 pemilih yang tersebar di 38 kabupaten dan kota. Dari jumlah DPT tersebut, sekitar 50 persen atau 15,5 juta pemilih dari kaum perempuan.
Penulis yang kelahiran Jawa Timur tapi ber KTP Banten menilai, program Khofifah untuk Jatim tidak jauh dari masalah wanita, anak, dan usaha kecil. Program ini seperti melekat di diri Khofifah yang perempuan dan pernah menjadi Menteri Urusan Wanita. Apakah program Khofifah ini sudah diketahui oleh pemilihnya dari data KPU yang jumlahnya 50 persen kaum perempuan?
Apa hutang Khofifah. Menurut bocoran teman penulis, yang pernah dekat dengannya . Khofifah mempunyai ambisi masih ingin menyelesaikan program di Jawa Timur oleh tangan Khofifah sendiri. Khofifah meski telah menjadi Menteri Sosial selama ini belum memberdayakan peran ibu di Jatim. Khofifah berharap Jatim sebagai barometer Indonesia akan berpengaruh ke seluruh bangsa apabila nanti program Khofifah berhasil. Akankah beberapa kehidupan sosial dan politik di Jawa Timur akan berubah apabila dia menang? Akankah Khofifah bisa mengalahkan pasangan Gus Ipul dan Puti Soekarno Pilgub Jatim nanti. Tunggu hasilnya Juni 2018 nanti.