Lihat ke Halaman Asli

Asita Suryanto

TERVERIFIKASI

Traveler

Pasar Tsukiji yang Terkenal dengan Lelangnya Kini Tinggal Kenangan

Diperbarui: 8 Januari 2018   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana Pasar Tsukiji (dok pribadi)

Pasar yang terkenal dengan proses pelelangan ikan tuna terbesar di dunia ini kini tinggal kenangan. Pasar Tsukiji, pasar ikan yang terkenal di Tokyo, Jepang ini akan ditutup setelah beroperasi selama 80 tahun lebih sejak tahun 1935. Saya memiliki kenangan dengan pasar yang melegenda di antara koki sushi yang terkenal di Jepang. Saya sempat mampir masuk ke pasar ikan yang bersih ini, ketika mengunjungi anak saya yang kedua ketika masih kuliah di Jepang.

Pergi ke pasar adalah saat menyenangkan melihat keriuhan antara penjual dan pembeli bertransaksi. Di Tokyo, Jepang sudah lama ada pasar ikan yang terkenal dengan proses lelangnya. Pasar Tsukiji  tidak hanya terkenal di kalangan warga Jepang, tetapi wisatawan  asing juga banyak yang sengaja berkunjung kesana.

Pasar Tsukiji, terletak di Chuo Ward dari Tokyo, adalah pasar ikan terlengkap yang menjual semua jenis hasil laut sekitar 1.799 ton atau senilai 150 juta yen, seafood sehari. Pasar ini, menjadikannya salah satu pasar terbesar di dunia dan di Jepang. Luasnya sekitar 285.000 meter persegi. Pasar Tsukiji terkenal hasil laut-nya, mulai ikan tuna, kerang, udang , cumi, caviar dan aneka  produk ikan lautnya dengan mutu terbaik dan  segar. Peralatan memasak, pisau, peralatan makan dan apapun yang berhubungan dengan makanan dengan menu ala Jepang ada di sini.

Melihat cara pemotongan ikan (dok pribadi)

Sebelum matahari terbit biasanya para koki yang terkenal sudah antri melihat mutu ikan tuna dengan memeriksa kualitas ikan tuna yang telah dibekukan. Untuk melihat lemaknya dengan cara menggosok irisan daging tuna di antara jari mereka.

Sebenarnya kalau ingin melihat proses lelang, harus datang pagi sekitar pukul 05.00 pagi.Tapi karena kesiangan, saya tetap saja ingin melihat suasana pasarnya. Ada rasa penasaran bagaimana bedanya dengan pasar yang ada di tanah air.

Kenangan di Pasar Tsukiji (dok pribadi)

Memasuki  suasana pasar ikan sangat terasa aroma bau suasana kesibukan  pedagang ikan. Pedagang menjual aneka produk laut dengan menaruh ikannya dengan harga pas di wadah seperti ember besar.  Khusus ikan panjang ditaruh di meja  yang sudah tersedia. Yang membuat saya kagum adalah kerapian pedagang mengatur ikannya dan kebersihan di Tsukiji.

Karena saya datang sudah agak kesiangan, saya hanya dapat melihat proses pemotongan ikan tuna yang panjangnya satu meter. Ikan tuna untuk bahan sushi dibelah dua terlebih dahulu dengan pisau panjang tipis sepanjang satu meter mirip seperti samurai. Sekali potong ikan langsung terbelah dua, kemudian empat dan seterusnya sampai bisa dibagi per kilogram.Banyak ragam pisau yang dimiliki pedagang di sini untuk memotong ikan yang panjang. Setelah terpotong empat, jenis pisau diganti yang lebih pendek.Perlu ada keahlian khusus untuk memotong ikan yang panjang langsung terbelah dua dan empat tersebut. Agak ngeri juga dengan ketajamannya pisau ketika oleh seorang pedagang saya diperbolehkan memegang pisaunya.

Cara membungkus ikan di Pasar Tsukiji untuk pembeli, ikan dibungkus kertas minyak dahulu kemudian ditaruh di wadah plastik yang diproses kedap udara dengan alat khusus. Hal ini untuk membuat mutu ikan terjaga tetap segar agar rasa sushi yang dimakan pembeli tetap enak dan segar.

Ingin menikmati sushi terbaik, juga ada di luar Pasar Tsukiji. Antrian mengular ketika saya datang sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Sejumlah  restoran sushi  terkenal di sepanjang jalan di luar pasar, mendapat antrian begitu banyak pengunjung untuk menikmati sushi hasil dari pembelian ikan di Pasar Tsukiji.

Tahun ini merupakan lelang terakhir di Tsukiji, pasar ikan terbesar di Jepang tersebut. Menurut harian Kompas, pengusaha sushi, Akifumi Sakagami, kembali menjadi buah bibir dalam sebuah lelang di pasar ikan Tsukiji, Tokyo, Jumat (5/1/2018), Sakagami membeli seekor ikan tuna sirip biru dengan harga 36,5 juta yen atau sekitar Rp 4,3 miliar.Hari Jumat bersejarah itu menjadi hari pelelangan terakhir ikan di tahun 2018 sebelum pasar itu direlokasi.

Dengan harga super mahal  itu, kepala koki sebuah restoran di daerah elite Ginza  resmi menjadi pemilik ikan berbobot 405 kilogram tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline