Ketika memutuskan untuk mengajukan pensiun dini dari pekerjaan selama 25 tahun dari Grup PT Kompas-Gramedia banyak teman-teman yang mempertanyakan alasannya. Saya selalu menjawab ingin membuat buku dan menulis. Syukurlah selama masa pensiun yang saya jalani ini saya sudah menghasilan tiga buku yaitu dua buku travel dan satu buku biografi.
Tetapi saya juga ingin menulis tentang apa saja yang ada di pikiran sehingga saya terinspirasi untuk bergabung dengan Kompasiana sejak September 2012. Saya bergabung hanya sebulan setelah saya menjalani pensiun kerja. Setelah bergabung hampir lima tahun saya menjadi anggota Kompasianer Taruna dan sudah mendapat centang biru. Tulisan saya sudah mencapai 172 tulisan dan 54 tulisan diantaranya mendapat Head Line dan 122 Highlight. Saya lebih banyak menulis tentang perjalanan wisata karena setelah pensiun kerja saya memang memutuskan untuk menjadi blogger dan backpacker. Banyak sekali pengalaman setelah bergabung dengan Kompasiana antara lain:
- Bertemu teman baru dan silaturahmi
- Menambah pengetahuan dan wawasan baru ikut Kompasiana Nangkring
- Menang Lomba Blog Competition
- Mengajar cara menulis
* Bertemu teman baru dan silaturahmi
Pertama kali saya ikut acara temu Kompasianer di acara Kompasiana Visit tahun 2015 di acara kunjungan ke pabrik mobil Toyota di Sunter Jakarta.Disana lah saya pertama kali berkenalan dengan para Kompasianer senior mulai Gapey Sandy, Agung Han, Rahab Ganendra, Andri Mastiyanto,Uli Hape dan suami Papi Kyh, Agung Soni, Shita Rahutomo, Thamrin Sonata, dan lain-lain.
Dengan teman-teman ini di saat bertemu di acara selanjutnya bisa saling sharing dan bercanda ria. Dengan mengenal secara pribadi teman-teman Kompasianer , saya juga bisa japri langsung untuk membantu bisa menulis resensi buku. Bersyukur Mas Agung Han, Mas Gapey dan Pak Thamrin Sonata sudah pernah menulis resensi buku ku di Kompasiana. Dengan Shita saya bisa bercerita apa saja soal politik sampai pribadi.
Di acara Kompasianival 2017 yang saya ikuti di Lippo Kemang, saya jadi bertambah akrab dengan Indah Noing, Yayat , Mbak Wawa, Windu, Tamita, Rahab, Andri, Syifa dan Reno dengan rujakan bareng di tengah mall.
Bayangkan di tengah mall yang modern kita bisa rujakan. Ini tidak akan terjadi di mall tempat lain bisa membawa makanan sendiri selain di acara Kompasianival. Kalau di mall lain bawa makanan sendiri di meja kursi di area mall pasti sudah diusir satpam. Acara Kompasianival juga ajang reuni dengan teman lama. Saya bisa ngobrol dengan Ira Latief soal politik sampai lama.
Karena Kompasiana saya punya teman di luar kota yang paling suka membantu kalau sedang di Bali yaitu sesama Kompasianer, Darwin Arya. Darwin ini yang paling ringan tangan kalau diajak saya mengantar ke tempat-tempat wisata dan makan, saya jadi tahu tempat makan yang enak dan murah selama di Bali karena bantuannya. Ketika ke Yogyakarta saya bisa ketemu Mas Ang Tek Khun yang baru saya kenal karena sesama Kompasianer dan kami bisa sharing bersama tentang tulisan.
Saya tiga kali datang di acara HUT Kompasiana tahun 2015,2016 dan 2017. Di acara Kompasianival 2015 saya bisa berkenalan dengan Pak Tjipta Effendi legend Kompasianer dan istrinya. Saya senang dengan tokoh senior legendaris Kompasiana ini selain ramah juga kagum dengan produktivitasnya menulis yang sudah 3.000 tulisan lebih di Kompasiana meski sudah tidak muda lagi.
Ketika saya punya acara bedah buku Flores di Surabaya, teman Kompasianer dari Jatim ikut mensuport acara saya yaitu Tamita Wibisono dan Mas Nuz yang saya kenal ketika menang lomba ke Bali. Jadi tidak perlu khawatir ke luar kota tidak punya teman, banyak teman Kompasianer yang bisa dikontak.
Juga hubungan saya dengan admin Kompasiana menjadi akrab setelah beberapa kali bertemu seperti Widha dan Kevin. Dengan pendiri dan CEO Kompasiana waktu itu, Kang Pepih Nugraha saya sudah mengenal 25 tahun karena pernah sama-sama teman satu ruangan di Litbang Kompas.
Ketika saya pertama kali bergabung dengan Kompasiana di acara Kompasiana Visit ke PT Toyota di Sunter saya bertemu Pepih pertama setelah pensiun. Dia sempat surprise melihat saya hadir. "Wah saya surprise melihat Mbak Asita ikut acara Kompasiana," ujar Pepih di Bentara Budaya tempat titik point peserta kumpul sebelum berangkat ke acara sekitar dua tahun yang lalu.
Pepih termasuk sahabat yang berjasa karena membantu membangkitkan semangat menulis buku travel pertama ku yang berjudul "Menyambut Pagi di Bromo dan Melepas Penat di Raja Ampat.". Karena Pepih menulis juga kata pengantar untuk buku pertama ku tersebut.
* Menambah pengetahuan dan wawasan baru ikut Kompasiana Nangkring