Entah kenapa saya jatuh cinta dengan Kota Liverpool dibanding Kota London atau kota lain yang ada di Inggris, ketika pergi traveling ke negara monarki Inggris.. Karena penduduknya lebih ramah. Dan masyarakat disana sangat menghormati grup band The Beatles.
Patung anggota grup musik The Beatles ada di mana-mana tersebar dipajang di seluruh kota. Patung empat anggota The Beatles paling besar dan tingginya mirip manusia berada di kawasan Pelabuhan Liverpool yang terkenal dengan kawasan Albert Dock.
Museum The Beatles berada di dua tempat terpisah di sekitar pelabuhan Liverpool. Saya mencoba masuk Museum The Beatles langsung terdengar lagu-lagu lama Beatles yang terkenal dengan lagu-lagu romantisnya. Saya menjadi teringat hobi almarhum ayahanda, Bapak Slamet yang suka mendengarkan lagu-lagu Beatles. Lagu berjudul “Imagine” dari Beatles langsung melempar saya ke suasana rumah sinder Perkebunan Treblasala, Banyuwangi dimana bapakku almarhum pernah bekerja. Biasanya sambil makan malam bapak selalu menyetel lagu-lagu antara lain lagu Beatles. Langsung baper deh.
Di Jalan Mathew di area paling strategis Liverpool berjejer café-café dengan menu lagu-lagu andalan Beatles. Sepanjang jalan ini juga dijual banyak suvenir Beatles. Di Jalan Mathew ini Beatles pertama kali mengadakan konser musik di panggung sehingga lokasi ini menjadi legendaris. Di jalan ini juga banyak pengamen musik dengan menyanyikan lagu-lagu Beatles yang membuat turis berhenti sejenak untuk mendengarkan musiknya.
Salah satu ruangan bahkan tiruan dari Cavern Club tempat Lennon dan kawan-kawan tampil sebanyak 292 kali. Klub ini masih eksis hingga sekarang meski dalam bentuk rekonstruksi karena pernah dirobohkan pada 1973 dan dibangun lagi pada 1984. Juga ditampilkan bagaimana mereka saat masih manggung di klub di Hamburg.
Lokasi kota Liverpool yang di tepi pantai membuat suasana sunset di kota ini seperti layaknya sunset di kampung halaman. Sebenarnya berbicara mengenai Liverpool, Inggris, tak bisa dilepaskan dari dua hal yaitu: sepak bola dan musik. Dua hal itu menjadi passion warga kota yang dibelah Sungai Mersey ini. Kota ini pun sering dibanggakan sebagai ibu kota sepak bola Inggris dan ibu kota musik pop dunia.
Tetapi tulisan ini sengaja saya focuskan Liverpool sebagai kota musik. Kota ini juga membanggakan diri sebagai ibu kota musik karena banyak musisi legendaris dari kota ini. Pada 2001, Guinness Book of World Record menjuluki kota ini sebagai ”Ibu Kota Musik Pop Dunia” karena banyaklagu-lagu hit memuncaki tangga lagu dunia. Sejak 1953 ada 56 hit.
Kota ini pun menawarkan kombinasi perjalanan tur dan museum The Beatles Story. Mengunjungi kedua tempat itu menjadi keharusan bagi penggemar The Beatles. Perjalanan mengarungi sejarah band paling terkenal didapat di museum The Beatles Story. Museum ini terletak di kawasan Albert Dock yang menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO.
Di dalam museum pertama kali masuk akan dijumpai toko suvenir Beatles. Rasanya ingin memborong semua koleksi Beatles. Kemudian kami masuk di pintu utama dimana ada beberapa ruangan sejarah band yang ditampilkan secara kronologis, mulai dari saat terbentuk hingga bubar. Para pengunjung akan mendapat headset dan satu perangkat elektronik yang berisi narasi suara mengenai Beatles oleh Julia, saudara perempuan Lennon. Lorong museum menyimpan berbagai memorabilia The Beatles, seperti gitar, jaket, artikel berita, dan foto-foto band ini. Ada ruangan khusus replika kamar tidur Lennon dengan tempat tidur warna putih.
Kemudian ada juga ruangan yang menggambarkan saat Beatlemania mulai melanda dunia. Pertemuan dengan Elvis Presley, tentang spiritualisme, dan eksperimentasi musik band ini pun ditampilkan. Perjalanan diakhiri dengan gambaran bubarnya grup ini.
Pengunjung museum ini berasal dari berbagai penjuru dunia. Museum ini setidaknya dikunjungi 250.000 orang setiap tahun dan setiap tahunnya.
Tidak kesulitan mendapatkan koleksi barang memorabilia The Beatles. Pasalnya, banyak kolektor barang peninggalan band ini dari seluruh dunia yang sukarela memajangkan koleksinya.