Sangat mengharukan ketika saya berkunjung ke Kota St Petersburg, Rusia sedang hari Jumat dan saya bisa melaksanakan sholat Jumat di Masjid Biru atau Masjid Soekarno di kota kedua terbesar di negara sosialias ini. Nama sebenarnya masjid ini resminya Masjid St Petersburg sesuai nama kotanya.
Menjelang azan sholat Jumat saya lihat umat muslim dari berbagai bangsa datang ke masjid yang nampak dari kejauhan warnanya didominasi warna biru ini dan jemaah pria sholat meluber sampai di halaman masjid. Saya sama sekali tidak menyangka, jemaah muslim cukup banyak di negara sosialis yang dikenal tidak memiliki agama ini.
Bagi jemaah wanita ada ruangan khusus untuk sholat di lantai dua dengan karpet merah dan ruangan didominasi warna putih dengan tiang penyangga bergambar bunga berwarna biru dan merah. Jemaah wanita tidak terlalu penuh di dalam masjid dan ada beberapa ibu yang sholat dengan duduk di kursi di shaf barisan kedua.
Sholat Jumat sama seperti di tanah air dimulai dengan khotbah tetapi dalam bahasa Rusia yang tentu tidak saya mengerti. Kemudian dilanjutkan dengan sholat Jumat. Ketika mendengarkan suara ayat-ayat Al Quran berkumandang di speaker Masjid Biru saya langsung terharu karena lafal suara imamnya sholatnya seperti layaknya sedang sholat di tanah air. Saya sama sekali tidak merasa sedang sholat di Negara Rusia waktu itu.
Di bagian ruang sholat wanita hanya jemaah rombongan teman-teman saya dari Indonesia yang memakai mukena. Wanita lain yang bertempat tinggal di St Petersburg sholat dengan memakai baju muslim sehari-hari lengkap yang tertutup aurat.
Masjid Biru St. Petersburg terletak di pusat kota, tak jauh dari Sungai Neva dan Benteng Peter & Paul yang mejadi ikon di Rusia. Masjid yang didominasi warna biru ini bernama asli Jamul Muslimin, tetapi lebih sering dijuluki sebagai Blue Mosque atau Masjid Biru.
Fasad bangunan dibuat dengan menggabungkan kedua oriental ornamen dan mosaik berwarna biru pirus. Dinding dibuat dengan granit abu-abu dan kubah kedua menara ditutupi dengan keramik mozaik warna cahaya langit biru. Pengrajin terampil dari Asia Tengah ikut bekerja di masjid. Fasad yang dihiasi dengan ucapan-ucapan dari Al-Quran menggunakan kaligrafi Arab yang khas. Tempat sholat wanita di lantai dua, di atas bagian barat aula. Karpet masjid ditutupi oleh warna merah ditenun oleh pengrajin Asia Tengah.
Banyak orang lain yang mengetahui sejarahnya lebih sering menyebut dengan nama Masjid Soekarno? Menurut wikepedia: ternyata , pada tahun 1950-an masjid ini pernah dijadikan gudang oleh pemerintah Rusia yang kala itu masih berada di era kepemimpinan komunis. Semua tempat ibadah baik gereja maupun masjid tak boleh digunakan untuk beribadah.
Pada tahun 1940 pemerintah Soviet melarang masjid dibuka dan bangunan dijadikan menjadi gudang peralatan medis. Selama Perang Dunia , Masjid Biru termasuk yang ditutup dan dibuat menjadi sebuah gudang.
Atas permintaan Presiden Indonesia pertama, Soekarno, sepuluh hari setelah kunjungannya ke kota, masjid ini kembali dibuka.Dalam perjalanannya menuju kota St Petersburg tahun 1956 , Soekarno melihat sebuah bangunan berkubah biru. Gedung itu memiliki menara yang tinggi. Ia menduga, bangunan tersebut adalah masjid.
Sesampainya di sana, ia mendapati bangunan itu tak dirawat secara layaknya dan bangunan masjid dan kala itu sedang difungsikan sebagai sebuah gudang. Melihat kondisi itu, Soekarno prihatin dan meminta jadwal kunjungan lainnya di Leningrad dibatalkan.