Lihat ke Halaman Asli

Asita Suryanto

TERVERIFIKASI

Traveler

Mengharukan, Berkat Soekarno Mesjid Biru-Rusia Dibanjiri Jemaah Jumat

Diperbarui: 4 April 2017   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid St Petersburg dikenal dengan Masjid Biru (Dokpri)

Sangat mengharukan ketika saya berkunjung ke Kota St Petersburg, Rusia sedang hari Jumat dan saya bisa melaksanakan sholat Jumat di Masjid Biru atau Masjid Soekarno di kota kedua terbesar di negara sosialias ini. Nama sebenarnya masjid ini resminya Masjid St Petersburg sesuai nama kotanya.

Menjelang azan sholat Jumat saya lihat umat muslim dari berbagai bangsa datang ke masjid yang nampak dari kejauhan warnanya didominasi warna biru ini  dan jemaah pria sholat  meluber sampai di halaman masjid. Saya sama sekali tidak menyangka, jemaah muslim cukup  banyak di negara sosialis yang dikenal tidak memiliki agama ini.

kubah masjid kelihatan dari jauh warna kebiruan (dokpri)

Bagi jemaah wanita ada ruangan khusus untuk sholat di lantai dua dengan karpet merah dan ruangan didominasi warna putih dengan tiang penyangga bergambar bunga berwarna biru dan merah. Jemaah wanita tidak terlalu penuh di dalam masjid dan ada beberapa ibu yang sholat dengan duduk di kursi di shaf barisan kedua.

Jemaah sholat Jumat meluber sampai di luar masjid (dokpri)

Sholat Jumat sama seperti di tanah air dimulai dengan khotbah tetapi dalam bahasa Rusia yang tentu tidak saya mengerti. Kemudian dilanjutkan dengan sholat Jumat. Ketika mendengarkan suara ayat-ayat Al Quran berkumandang di speaker Masjid Biru saya langsung terharu karena lafal suara imamnya sholatnya seperti layaknya sedang sholat di tanah air. Saya sama sekali tidak merasa sedang sholat di Negara Rusia waktu itu.

Di bagian ruang sholat wanita hanya jemaah rombongan teman-teman saya dari Indonesia yang memakai mukena. Wanita lain yang bertempat tinggal di St Petersburg sholat dengan memakai baju muslim sehari-hari lengkap yang tertutup aurat.

13339704-10206797939772495-4060547755203412953-n-5762741b27b0bdd406002275.jpg

Masjid Biru St. Petersburg terletak di pusat kota, tak jauh dari Sungai Neva dan Benteng Peter & Paul yang mejadi ikon di Rusia. Masjid yang didominasi warna biru ini bernama asli Jamul Muslimin, tetapi lebih sering dijuluki sebagai Blue Mosque atau Masjid Biru.

dokpri

Fasad bangunan dibuat dengan menggabungkan kedua oriental ornamen dan mosaik berwarna biru pirus. Dinding dibuat dengan granit abu-abu dan kubah  kedua menara ditutupi dengan keramik mozaik warna cahaya langit biru. Pengrajin terampil dari Asia Tengah ikut bekerja di masjid. Fasad yang dihiasi dengan ucapan-ucapan dari Al-Quran menggunakan kaligrafi Arab yang khas. Tempat  sholat wanita  di lantai dua, di atas bagian barat aula. Karpet masjid ditutupi oleh  warna merah  ditenun oleh pengrajin Asia Tengah.

Banyak orang lain  yang mengetahui sejarahnya lebih sering menyebut dengan nama Masjid Soekarno? Menurut wikepedia: ternyata , pada tahun 1950-an masjid ini pernah dijadikan gudang oleh pemerintah Rusia yang kala itu masih berada di era kepemimpinan komunis. Semua tempat ibadah baik gereja maupun masjid tak boleh digunakan untuk beribadah.

ruangan dalam bagian masjid untuk wanita sholat (dokpri)

Pada tahun 1940 pemerintah Soviet melarang masjid dibuka dan bangunan dijadikan  menjadi gudang peralatan medis. Selama  Perang Dunia ,  Masjid Biru termasuk yang  ditutup dan dibuat menjadi sebuah gudang.

Atas permintaan Presiden Indonesia pertama, Soekarno, sepuluh hari setelah kunjungannya ke kota, masjid ini kembali dibuka.Dalam perjalanannya menuju kota St Petersburg tahun 1956 , Soekarno melihat sebuah bangunan berkubah biru. Gedung itu memiliki menara yang tinggi. Ia menduga, bangunan tersebut adalah masjid.

di luar masjid ada penjual alat perlengkapan sholat seperti di tanah air (Dokpri)

Sesampainya di sana, ia mendapati bangunan itu tak dirawat secara layaknya dan bangunan masjid dan kala itu sedang  difungsikan sebagai sebuah gudang. Melihat kondisi itu, Soekarno prihatin dan meminta jadwal kunjungan lainnya di Leningrad dibatalkan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline