Lihat ke Halaman Asli

Asita Suryanto

TERVERIFIKASI

Traveler

Desa Kemiren Banyuwangi Kaya dengan Adat dan Budaya

Diperbarui: 6 Juni 2023   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Desa Wisata  Osing berada di kawasan  Desa Kemiren , Kecamatan Glagah di Kabupaten Banyuwangi sudah terasa  berbeda dibandingkan jalan-jalan ke desa lain. Rumah adat bergaya osing dengan pintu kayu dengan hiasan kepala burung bouraq menjadi pertanda itu rumah adat osing.


Penduduk di desa ini merupakan kelompok masyarakat yang memiliki adat istiadat dan budaya khas tersendiri.Memasuki Desa Kemiren benar-benar terasa berada di tempat  yang sarat dengan aneka budaya dan adat.

 Disini pusat tari gandrung dan pusat rumah adat osing. Disini setiap tahun diadakan festival tari seblang, barongan, menyangar kopi dan lainya festival tahunan yang sudah terjadwal di Dinas Pariwisata Banyuwangi.

Posisi Desa Kemiren sangat strategis menuju wisata Gunung Ijen untuk melihat kawahnya yang indah. Akses jalan menuju pemandian Tamansuruh dan ke perkebunan Kalibendo di sebelah barat.

 Desa.yang berada di ketinggian 144 m di atas permukaan laut yang termasuk dalam topografi rendah dengan curah hujan 2000 mm/tahun sehingga memiliki suhu udara rata-rata berkisar 22-26°C . Suhu disini cocok untuk tanaman kopi sehingga Desa Kemiren juga terkenal dengan kopinya yang disebut Kopai Osing.


]Rumah adat Kemiren hampir mirip rumah joglo di Jawa. Rumah yang beratap empat yang disebut ‘tikel balung’ melambangkan bahwa penghuninya sudah mantap. 

Rumah ‘crocogan’ yang beratap dua mengartikan bahwa penghuninya adalah keluarga muda dan atau keluarga yang ekonominya relatif rendah, dan rumah “baresan’ yang beratap tiga yang melambangkan bahwa pemiliknya sudah mapan, secara ma·teri berada di bawah rumah bentuk ‘tikel balung’

Barang berupa lesung (alat penumbuk padi) wajib disimpan di gudang tempat menyimpan sementara hasil panen. Di beberapa sudut jalan tampak gubuk beratapkan ilalang, yang dibangun di ujung kaki-kaki jajang  (bambu, dalam bahasa Osing) yang tinggi. 

Bangunan ini digunakan oleh masyarakat untuk “cangkruk” sambil mengamati keadaan di sekeliling desa. Pada masa lalu, gubuk seperti ini sengaja dibangun untuk memantau kedatangan “orang asing” yang datang.


Desa Kemiren telah ditetapkan sebagai desa wisata dan Desa Osing yang sekaligus dijadikan desa cagar budaya untuk melestarikan suku osing. Area wisata budaya yang terletak di tengah desa itu menegaskan bahwa desa ini berwajah Osing dan diproyeksikan sebagai cagar budaya Osing. 

Banyak keistemewaan yang dimiliki oleh desa ini di antaranya penggunakan bahasa khas yaitu bahasa Osing yang telah menjadi bahasa sehari-hari penduduk Banyuwangi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline