Perkembangan Psikososial Erikson Pada Anak di Dunia Pendidikan
Erik Erikson seorang psikolog Jerman yang terkenal dengan teori tentang delapan tahap perkembangan pada manusia. Sebenarnya Erikson adalah seorang psikolog Freudian, namun teorinya lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan jika dibandingkan dengan para psikolog Freudian lainnya.
Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam mengembangkan teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh Freud. Erikson menyatakan bahwa pertumbuhan manusia berjalan sesuai prinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan menurut delapan tahap.
Berkembangnya manusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan oleh keberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap sebelumnya. Pembagian tahap-tahap ini berdasarkan periode tertentu dalam kehidupan manusia: bayi (0-1 tahun), balita (2-3 tahun), pra-sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (7-12 tahun), remaja (12-18 tahun), pemuda (usia 20-an), separuh baya (akhir 20-an hingga 50-an), dan manula (usia 50-an dan seterusnya).
Masing-masing tahapan juga memiliki tugas perkembangan sendiri yang bersifat psikososial. Misalnya saja, pada usia bayi tujuan psikososialnya adalah menumbuhkan harapan dan kepercayaan. Kemudian bila tujuan ini tak tercapai, maka bayi itu akan lebih didominasi sifat penakut.
Teori tahapan perkembangan psikososial Erikson menarik minat dan penelitian tentang perkembangan manusia sepanjang rentang hidup. Sebagai seorang psikolog ego yang belajar dengan Anna Freud, Erikson memperluas teori psikoanalitik dengan mengeksplorasi perkembangan sepanjang hidup, termasuk peristiwa masa kanak-kanak, dewasa, dan usia tua.
Lalu, sejauh mana kemudian teori Psikososial Erikson ini memberikan pengaruh pada Anak di Dunia Pendidikan, Simak ulasannya di bawah ini !
Teori perkembangan psikososial yang dikemukakan oleh Erik Erikson merupakan salah satu pendekatan penting dalam memahami perkembangan anak. Erikson mengidentifikasi delapan tahap perkembangan yang harus dilalui individu sepanjang hidupnya, di mana setiap tahap melibatkan konflik psikososial yang harus diselesaikan. Dalam konteks pendidikan, pemahaman tentang teori ini sangat penting untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.Tahapan Perkembangan Psikososial
Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-1 tahun): Pada tahap ini, anak belajar untuk mempercayai orang-orang di sekitarnya, terutama pengasuh. Keberhasilan dalam tahap ini akan membentuk dasar kepercayaan yang kuat, yang penting untuk interaksi sosial di masa depan.
Otonomi vs. Ragu-ragu (1-3 tahun): Anak mulai mengeksplorasi lingkungan dan mengembangkan rasa kemandirian. Dalam pendidikan, penting bagi guru dan orang tua untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk mengambil keputusan dan belajar dari pengalaman mereka.