Lihat ke Halaman Asli

Asikin Hidayat

Seorang guru di Majalengka.

Catatan dari Festival Tunas Bahasa Ibu Jenjang SMP di Kabupaten Majalengka

Diperbarui: 17 September 2022   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dicopy dari Baraya Pasundan Blogspot.

Guru Bahasa Daerah di berbagai wilayah di Indonesia seyogyanya mengucapkan syukur atas dibukanya kembali kran pengembangan dan pembinaan bahasa daerah oleh Pemerintah melalui Balai Bahasa di provinsi masing-masing. Kegiatan bertajuk Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) ini setidaknya menunjukkan niat baik dan keseriusan Pemerintah dalam pengembangan dan pembinaan bahasa daerah.

Jika tahun 2021 FTBI hanya diselenggarakan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan, pada tahun 2022 ini dibuka kran penyelenggaraannya di 12 provinsi. Kemungkinan akan semakin bertambah lagi rambahan wilayah penyelenggaraannya di tahun-tahun mendatang.

FTBI yang digagas oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek ini diperuntukkan bagi jenjang pendidikan SD dan SMP. Selain sebagai ajang lomba, kegiatan ini menjadi wahana silaturahmi antar guru bahasa daerah. Pada kesempatan ini, akan didapat feedback positif sebagai bahan sharing dan diskusi, sejauh mana pencapaian pembelajaran bahasa daerah di SD dan SMP terimplementasikan.

Salah satu tujuan utama dari FTBI ini adalah untuk memperkuat sikap (karakter), memperluas pengetahuan (wawasan), serta melatih dan mengembangkan sikap positif siswa SD dan SMP terhadap bahasa daerah melalui kegiatan pasanggiri (perlombaan) bahasa, sastra, dan seni daerah. Ini merupakan clue penting yang perlu digarisbawahi oleh para pendidik khususnya guru pengajar bahasa daerah, bahwa pada diri siswa perlu tertanam  sikap yang baik terhadap bahasa daerah, serta pengetahuan yang luas tentang bahasa, sasatra dan kesenian di daerahnya.

Sebagaimana diketahui, bahwa sikap kawula muda terhadap bahasa daerah, terindikasi mengalami penurunan, pun demikian dengan pengetahuan bahasa, sastra, dan seni daerah. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut akan semakin menenggelamkan masa depan bahasa daerah. Maka pengenalan bahasa, sastra, dan seni daerah perlu dilakukan sejak dini, dan dilakukan berkelanjutan sampai jenjang SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

Pernyataan di atas terungkap dari obrolan penulis dengan salah seorang guru bahasa Sunda di Majalengka di sela-sela acara puncak FTBI jenjang SMP tingkat Kabupaten Majalengka (Sabtu, 17 September 2022). Kegiatan FTBI SMP tingkat Kabupaten Majalengka itu sendiri diikuti oleh hanya 50 sekolah di Kabupaten Majalengka dari 120 SMP negeri dan swasta yang ada.

Melihat jumlah peserta yang tidak sampai setengahnya ini, Sekretaris Dinas Pendidikan (Sekdis) Kabupaten Majalengka, Sukiman, S.Sos. menyatakan kekecewaannya. Beliau mengharapkan tahun depan pesertanya harus bertambah, semua sekolah bahkan harus ikut serta.

Menyikapi tantangan ini, Moh. Yusup sebagai pengurus MGMP yang diberi mandat menyelenggarakan FTBI SMP ini menuturkan, bahwa untuk menekan sekolah-sekolah untuk wajib mengikuti kegiatan bukan wewenang MGMP. Menurutnya, kewenangan "memerintahkan" ada pada pihak Disdik.

"Semoga tahun-tahun mendatang, Disdik Kabupaten Majalengka serius menangani kegiatan ini dengan mengalokasikan dana kegiatan FTBI, baik untuk tingkat Kabupaten maupun kesertaan di  tingkat provinsi," demikian Moh. Yusup.

FTBI jenjang SD dan SMP tahun 2022 di Jawa Barat memperlombakan 7 materi lomba, antara lain (1) Ngadongeng, (2) Biantara, (3) Maca Sajak, (4) Nembang Pupuh, (5) Maca jeung Nulis Aksara Sunda, (6) Ngarang Carita Pondok, dan (7) Ngabodor sorangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline