Buku Manusia Stoik karya Dewi Indra
"Karena hidup terus berubah, kita hanya perlu mengubah apa yang bisa kita ubah" Itu adalah sepenggal pemikiran yang saya ambil dari buku Manusia stoik ini. Bahwa ketidakpastian yang ada di depan kita merupakan sesuatu yang tidak terelakan, dan bahwa hal hal diluar kendali kita adalah hal mutlak yang tidak bisa ditawar. Oleh karena itu, saya rasa buku ini dapat membantu kita mengurangi overthinking dan kecemasan berlebihan dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti.
Seperti yang saya bahas sebelumnya bahwa kita hanya perlu mengubah dan mempersiapkan apa yang bisa kita ubah. Dalam pemikiran stoik yang dijelaskan di buku ini, mereka menyaran satu metode yang dinamai dengan meditatio malorum atau yang lebih dikenal dengan visualisasi negatif. Dari namanya mungkin ini terlihat sangat membingungkan, karena seperti yang diketahui kebanyakan, visualisasi negatif adalah akar dari overthinking dan kecemasan.
Metode meditatio malorum ini memang menginstruksikan kita untuk memvisualisasikan pikiran negatif, namun pikiran negatif yang divisualisasikan mempunyai batasan batasan tertentu, dan sepenuhnya berada di dalam kendali kita. Visualisasi negatif ini ditujukan untuk memberikan gambaran jika kemungkinan buruk yang kita pikirkan benar-benar terjadi. Kemudian visualisasi negatif ini juga memberikan kita waktu untuk memikirkan solusi yang dapat diambil untuk masalah tersebut, serta mengurangi emosi dan reaksi berlebihan jika terjadi, karena telah dibayangkan sebelumnya.
Kemudian, praktik meditatio malorum ini dapat dicontohkan ketika kita akan pergi ke suatu tempat. Kita mempunyai dua kemungkinan, yang pertama adalah jalanan lancar dan tiba tepat waktu, dan kemungkinan kedua adalah terjebak macet dan terlambat. Alih-alih khawatir dan tidak melakukan apapun, kita bisa melakukan meditatio malorum ini. Pertama -tama kita membayangkan suasana saat terjebak kemacetan, kemudian terdapat panggilan telepon mendadak atau pesan yang menampakan ketidaksukaan karena kamu belum tiba, lalu ekspresi tidak menyenangkan atau teguran kasar saat tiba ditempat tujuan, dan lain sebagainya. Setelah membayangkan ini kamu bisa mengambil waktu sejenak dan memperkirakan apa yang akan kamu lakukan untuk mengatasi situasi tersebut, sehingga saat kejadian tidak mengenakan tersebut terjadi, kamu dapat langsung mengambil langkah tanpa cemas dan kebingungan.
Contoh lain dari pengaplikasian visualisasi negatif atau meditatio malorum yang saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika akan melakukan presentasi di depan umum. Untuk mengatasi kecemasan berlebihan yang saya alami, saya biasanya membayangkan jika presentasi yang saya lakukan berjalan buruk. Seperti pelafalan yang tidak sesuai, materi yang tidak menarik, ataupun audience yang tidak mengerti apa yang saya sampaikan. Setelah itu, saya akan memikirkan langkah-langkah apa yang dapat saya ambil untuk mengantisipasi atau menanggulangi hal ini.
Meskipun terlihat cukup mudah untuk dipraktekan, namun jika melakukan kesalahan pada pengaplikasiannya, visualisasi negatif ini dapat memperburuk situasi dan meningkatkan kecemasan. Oleh karena itu, buku manusia stoik ini menyarankan untuk memulainya dari hal-hal kecil disaat kondisi pikiran kita sedang stabil. Baru kemudian ditingkatkan intensitasnya secara berkala. Saya telah mencobanya pada beberapa kesempatan, dan metode ini benar benar membantu saya melewati hal hal yang saya cemaskan dengan lebih tenang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H