Lihat ke Halaman Asli

Asih Nurajijah

Manusia di Bumi

Pengaruh Pandemi Covid 19 terhadap Perkembangan Online Shop

Diperbarui: 28 Juni 2021   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : SIRCLO Insight (2020)

PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP PERKEMBANGAN KEGIATAN ONLINE SHOP

Oleh : Asih Nurajijah 

Pada kondisi sekarang ini yakni dalam keadaan pandemic, Indonesia masih berada dalam lingkaran masalah wabah virus Covid-19 yang dimana segala kegiatan warga negara berdasarkan kebijakan pemerintah memberlakun 5M yaitu, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilisasi, dan menjauhi kerumunan. Dengan demikian, kebijakan pemerintah tersebut menimbulkan pro kontra bagi warga negara Indonesia. Selain diberlakukan 5M tersebut, pengaruh pandemic ini juga menyebabkan para pekerja melakukan WFH (Work for Home), bahkan ada yang sampai kehilangan perkerjaan karena mengkhawatirkan adanya suatu kasus di tempat kerja tersebut.

Pada pengaruh yang menyebabkan banyaknya orang kehilangan pekerjaan, namun di tengah -- tengah kekhawatiran tersebut terdapat alternatif lain untuk bisa berusaha mencukupi finansial sehari-hari, yakni dengan melakukan kegiatan berjualan secara online / online shop.

Online shop merupakan transaksi barang atau jasa melalui internet. Maraknya penjual melakukan kegiatan online shop ini memanfaatkan teknologi yang semakin canggih, system marketplace yang lebih luas, aplikasi yang sedang trend, itu semua merupakan lahan untuk terus mengembangkan potensi diri dan bisa beradaptasi dalam kondisi apapun. Sudah banyak berbagai platform media online bersebaran, konsumen tidak perlu datang ke tempat atau toko- toko yang ingin dikunjungi, sekarang sudah bisa hanya dengan mengklik pada aplikasi yang menyediakan platform online shop.

Dilansir dari Bisnis.com, perusahaan -- perusahaan yang memanfaatkan jasa media online di Indonesia merekap peningkatan volume penjualan yang dikarenakan semakin banyaknya masyarakat memanfaatkan platform online untuk berbelanja, baik kebutuhan sandang, pangan dan papan. Salah satu contoh perusahaan yang membukukan peningkatan volume penjualan selama masa pandemi yang dikutip pada siaran pers Oxford Bussines Group yaitu Bukalapak, yang dimana Bukalapak ini merupakan satu dari 5 perusahaan start up unicorn yang berada di Indonesia yang memiliki valuasi sebesar US$1 M memperluas pilihan produk sembako selama beberapa pekan terakhir guna memenuhi kebutuhan konsumen / pembeli yang berdiam diri di Rumah.

Dengan meningkatnya penggunaan media online shop ini menjadikan salah satu pendorong utama Indonesia menjadi negara digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai nilai sebesar $40 M tahun 2019, dan diperkirakan mengalami peningkatan sampai $130M pada tahun 2025. Semenjak tahun 2014, Euromonitor merekap bahwa penjualan online di Indonesia mencapai sebesar US$1,1 M. begitupun dengan data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa industry E- commerce atau penjualan online di Indonesia pada 10 tahun terakhir mengalami peningkatan sampai 17% dengan total pelaku usaha e- commerce atau penjualan online mencapai 26,2 juta unit. Dan pada tahun 2018, penjualan online di Indonesia tercatat kembali mengalami perkembangan yang sangat pesat, dan diprediksi akan terus berkembang sejalan dnegan meningkatnya jumlah pelaku UMKM di Indonesia.

Berikut data penjualan produk sanitasi meroket dan produk makanan & minuman terus melejit:

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa perkembangan penjualan produk mengalami peningkatan pesat terutama pada bulan Maret untuk penjualan produk sanitasi dan bulan april untuk produk makanan dan minuman. Pada penjualan produk sanitasi pada bulan maret produk hand sanitizer mencapai persentasi 585%, hand wash 355%, vitamin 242%, dan wet wipes 587%. Dan pada produk penjualan makanan dan minuman tercantum jelas bahwa produk penjualan makanan dan minuman mengalami peningkatan dari 240% mencapai hingga 260%.

Selain pengaruh pandemi terhadap peningkatan pada online shop, pandemi Covid-19 ini pun ternyata mempengaruhi pada peningkatan industry kurir atau jasa pengiriman. Sebagaimana maraknya konsumen melakukan belanja online maka industry kurir pun menjadi salah satu bagian yang berperan dalam keberlangsungan kegiatan berbelanja online. Zaman sekarang sudah tidak ribet dalam hal berbelanja, right? Hanya memanfaatkan gadget dan kuota. Sudah banyak jasa-jasa pengiriman yang sering digunakan seperti JNE Express, J&T Express, POS Indonesia, TIKI, SiCepat, dan lain sebagainya.

Kesimpulannya tidak semua pengaruh dari pandemi covid-19 ini selalu berdampak negatif, ternyata jika kita mudah dan mampu mengadaptasikan diri dengan habbit baru maka kita akan mendapatkan alternatif lain untuk keluar dari permasalahan ekonomi kita. Terlihat jelas pada pemaparan beberapa kalimat di atas bahwa masyarakat Indonesia mampu mengendalikan diri pada situasi apapun, salah satunya pada bidang ekonomi hingga mampu berperan menjadikan Indonesia sebagai negara digital terbesar di Asia Tenggara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline