Lihat ke Halaman Asli

Otak Juga Bisa Kaya

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di dunia ini, hampir atau bahkan setiap manusia mengalami yang namanya pendidikan, baik itu pendidikan secara formal maupun nonformal. Pendidikan berkaitan erat dengan belajar. Dalam pendidikan, pada umumnya ada yang bertindak sebagai pendidik dan ada pula yang bertindak sebagai pebelajar. Sebelum melakukan pembelajaran, sebagai seorang pendidik alangkah baiknya kalau mempersiapkan pebelajar dahulu. Pebelajar perlu siap dalam menerima pelajaran. Tanpa kesiapan proses belajar mengajar tidak akan bermakna, dan hanya akan membuang-buang waktu saja.

Factor-faktor yang mempengaruhi sikap pebelajar, yaitu: pertimbangan biologis-medis-perkembangan (hasil pembelajaran seseorang dipengaruhi oleh tingkat neurotransmitter, dan setiap individu meniliki tingkat perkembangan yang berbeda), keamanan emosional (tingkat emosional setiap individu berpengaruh terhadap sikap dan hasil pembelajaran), keyakinan etis-spiritual-moral (kemampuan anak untuk bisa atau tidak bisa belajar sesuatu, dipengaruhi oleh nilai-nilai etis, spiritual, dan moral yang ada pada keluarga), pengaruh sosial–budaya (semua rangkaian perilaku terlahir dari pengaruh pesan-pesan sosial-budaya), penghalang institusional-fisik (diskriminasi, keterbatasan finansial, aksesabilitas, dan pembatasan oleh otoritas).

Belajar yang baik adalah belajar yang melibatkan otak. Perlu diketahui bahwa setiap otak itu unik, artinya bahwa setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sebagai seorang pendidik harus menghargai dan memahami setiap karakteristik peserta didik, dan menyesuaikan gaya pebelajar agar pembelajaran dapat diterima oleh tiap-tiap peserta didik tidak hanya beberapa peserta didik saja. Selain otak itu unik, otak juga dapat diperkaya. Hal-hal yang dapat memperkaya otak, yaitu: kebaruan, tantangan, koheren, waktu, dan umpan balik, nutrisi dalam makanan, aktivitas fisik, menghindari stress, mengikuti kegiatan-kegiatan social, berlatih memecahkan masalah-masalah yang logis, dan dengan melakukan aktivitas-aktivitas yang menantang, serta menciptakan waktu luang untuk merencanakan dan memutuskan sesuatu yang penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline